Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah tokoh menyuarakan semangat menyelamatkan generasi muda dari ancaman nikotin karena akan menjadi harapan Indonesia di masa mendatang sebagai bagian dari bonus demografi.
"Generasi muda harus diselamatkan dari ancaman narkoba sekaligus mempersiapkan mereka menjadi generasi tangguh sebagai pemimpin Indonesia pada 2045," kata Prof Emil Salim sebagai penggagas seruan itu di Griya Jenggala, Jakarta Selatan, Selasa.
Seruan tersebut ditandatangani sejumlah tokoh nasional seperti Arifin Panigoro, Nafsiah Mboi, Imam Prasodjo, Nina Muthmainah, Seto Mulyadi, HS Dillon, Soraya Haque, Dewi Motik dan lain-lain.
Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden itu mengatakan generasi-generasi muda saat ini adalah calon pemimpin-pemimpin Indonesia ketika nanti berusia 40 tahunan.
"Sukarno lahir 1901, menjadi presiden pada usia 44 tahun. Muhammad Hatta lahir 1902, menjadi wakil presiden pada usia 43 tahun. Calon-calon pemimpin bangsa harus dijaga dari adiktif nikotin sejak dari sekarang," tuturnya.
Seruan para tokoh terdiri atas lima butir yaitu menolak rencana pembahasan Rancangan Undang-Undang Pertembakauan di DPR dan mendukung Presiden Joko Widodo untuk mengaksesi Konvensi Kerangka Kerja untuk Pengendalian Tembakau (FCTC).
Berikutnya, menggugat Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 63/M-IND/PER/8/2015 tentang Peta Jalan Industri Hasil Tembakau 2015-2020.
Kemudian, mendukung Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 dan Sasaran Pembangunan Kesehatan yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019 untuk menurunkan prevalensi merokok usia 18 tahun.
Terakhir, mendukung kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Kawasan Tanpa Rokok di lingkungan sekolah.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016