Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan instrumen untuk menerima repatriasi dari kebijakan pengampunan pajak sedang disiapkan agar dana tersebut memiliki nilai lebih untuk mendorong perekonomian.
"Instrumennya perlu disediakan, kalau mengikuti tax amnesty, ada uang yang dibawa masuk dan bisa ditaruh di bank deposito. Tapi sebaiknya, pemerintah menyiapkan beberapa alternatif, bisa SUN, bisa rupiah atau bisa juga valas," kata Darmin di Jakarta, Selasa.
Darmin belum menjelaskan lebih lanjut instrumen yang ideal untuk menampung dana repatriasi tersebut, namun ia memastikan modal yang masuk ke Indonesia itu bisa bermanfaat dalam jangka panjang untuk pembangunan fisik maupun sosial.
"Dalam jangka pendek mungkin itu pilihannya. Tapi, dia juga ingin uangnya menghasilkan lebih banyak, jadi bisa disediakan obligasi infrastruktur atau ditawarkan untuk investasi di bidang-bidang industri yang dianggap penting," ujarnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia memperkirakan penerapan pengampunan pajak dapat menambah penerimaan negara sebesar Rp45,7 triliun, dengan dana milik WNI yang kembali ke Indonesia atau repatriasi sebesar Rp560 triliun.
Potensi penerimaan itu berdasarkan perhitungan mendasar dari laporan "Global Financial Integrity" pada 2015 yang menyebutkan dana maupun aset WNI di luar Indonesia, telah mencapai kisaran Rp3.147 triliun.
Gubernur BI Agus Martowardojo menjelaskan tambahan Rp45,7 triliun dapat mendongkrak penerimaan pajak 2016 yang ditargetkan sebesar Rp1.360 triliun atau tumbuh 24,7 persen dari realisasi pajak di 2015.
Sedangkan untuk pasar keuangan, Agus melihat potensi pengembalian dana WNI yang kembali sebesar Rp560 triliun tersebut, harus dapat dioptimalkan untuk diserap oleh instrumen keuangan jangka panjang.
Pasalnya, menurut Agus, arus dana masuk yang semakin deras, dapat menimbulkan berbagai gejolak dan spekulasi di pasar keuangan, jika tidak ada instrumen keuangan yang dapat menampungnya.
"Mendorong dana repatriasi ke instrumen jangka panjang, agar tidak jadi beban makro ekonomi dalam jangka pendek," kata mantan Menteri Keuangan ini.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016