Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginisiasi penyelenggaraan patroli bersama antara Indonesia dengan Malaysia dan Filipina terkait kasus penyanderaan WNI di wilayah laut Filipina.
"Minggu ini kita akan undang Panglima dari Malaysia, dan Menteri Luar Negeri Malaysia, Panglima dari Filipina dan Menteri dari Luar Negeri Filipina, minggu ini kita akan ketemu di sini, kita akan membuat patroli bersama sehingga memastikan bahwa alur di kawasan itu dalam kondisi aman," kata Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, Selasa.
Presiden menegaskan proses pembebasan Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok bersenjata di wilayah laut Filipina sejak beberapa waktu lalu bukan sesuatu yang sederhana.
Menurut Presiden, semua pihak harus mengerti dan memahami bahwa persoalan penyanderaan bukan perkara gampang.
"Kita akan sulit, kita harus ngerti yang lain juga enam bulan belum beres, delapan bulan juga belum beres. Malah kemarin ada yang sudah di eksekusi. Tidak segampang itu dengan memudahkan persoalan yang tidak mudah, karena di situ juga dikepung oleh tentara Filipina. Dan kita tahu kemarin sandera dipindahkan lagi ke tempat lain. Apa pindah-pindah sandera sudah menyulitkan kita," katanya.
Namun, Presiden menegaskan pihaknya tidak pernah menyerah dan terus memproses upaya pembebasan terhadap WNI.
Ia mengatakan, operasi siang malam selalu ditindaklanjuti untuk memastikan posisi para sandera termasuk tetap dilakukannya komunikasi yang intens dengan Pemerintah Filipina.
"Kita harapkan ini bisa seperti yang saya sampaikan bisa segera diselesaikan," katanya.
Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016