Ia menyampaikan itu, saat peringatan Hari Malaria Dunia 2016 pada Senin (25/4) di Ibu Kota Nigeria, Abuja, dan berbicara mengenai rencana untuk memerangi penyakit tersebut.
Banyak warga Nigeria meninggal akibat malaria setiap tahun, ujarnya.
Adewole mengatakan penyakit tersebut tetap menjadi bahaya besar buat perempuan hamil dan anak-anak yang berusia di bawah lima tahun, demikian laporan Xinhua.
Ia menambahkan banyak keluarga kehilangan penghasilan sebab mereka "terlalu sakit akibat malaria untuk bekerja" dan banyak anak tak bisa mengenyam pendidikan gara-gara penyakit itu.
Menteri itu mengatakan kepada hadirin bahwa hal itu "sungguh merendahkan diri" sebab malaria bisa dicegah, diobati dan disembuhkan.
Sebagian mitra internasional, ujarnya, telah membantu Nigeria memerangi malaria, dan menyatakan organisasi non-pemerintah, Roll Back Malaria, telah menyediakan "sangat banyak sumber daya" guna membantu Nigeria dalam upayanya untuk mengendalikannya.
Rencana Strategis Malaria Nasional 2014 sampai 2020 di Nigeria bertujuan membawa prevalensi malaria ke tingkat pra-penghapusan kurang dari lima persen dan mengurangi kematian yang berkaitan dengan malaria ke titik nol sampai 2020, kata Adewole.
Rencana itu mendorong penggunaan kelambu insektisida yang bertahan lama, penyemprotan residu di dalam rumah, pembersihan larva dan penanganan lingkungan hidup, pencegahan malaria pada perempuan hamil serta di kalangan anak-anak yang berusia di bawah lima tahun, kata pejabat tersebut.
Rencana itu juga berisi diagnosis wajib setiap kasus dugaan malaria dan penanganan setiap kasus yang dikonfirmasi, penggunaan terapi gabungan dengan dasar Artemisinin, kata menteri tersebut.
(Uu.C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016