"Karimun ini serba salah, tidak hujan kesulitan air. Tapi kalau hujan walau sebentar, jalan-jalan kebanjiran," kata seorang warga Ahmad di Tanjung Balai Karimun.
Ahmad menuturkan hujan yang hanya sebentar mengguyur wilayah Tanjung Balai Karimun menyebabkan ruas Jalan A Yani, seperti di depan eks Hotel Mirama tergenang air.
Arus lalu lintas menjadi terganggu dan memicu kemacetan di jalan protokol yang juga jalan lintas Tanjung Balai Karimun menuju Meral dan Pasirpanjang.
"Belum ruas jalan yang lain, seperti di depan Swalayan Oriental, badan jalan juga tergenang akibat air luapan air dari drainase yang sempit dan tersumbat," ucapnya.
Warga lain Aguan menyayangkan jalan-jalan protokol masih menjadi langganan banjir meski hujan hanya sebentar.
"Bayangkan saja kalau hujan lebat satu atau dua jam, bisa-bisa genangan air makin tinggi. Permukiman penduduk di sekitar jalan-jalan protokol juga menjadi langganan banjir saat curah hujan meningkat," tuturnya.
Pemerintah daerah, menurut dia, seharusnya lebih serius mencarikan solusi agar ruas jalan tidak tergenang air saat hujan.
"Sudah dua periode pemimpin di Karimun ini, tapi belum ada solusi yang jelas untuk mengatasi banjir. Baru dua atau tiga kali hujan setelah daerah ini tidak hujan-hujan, tapi jalan-jalan sudah terendam air," tuturnya.
Anggota DPRD Karimun Aloysius mengatakan, pemerintah daerah seharusnya lebih serius mengatasi banjir di beberapa ruas jalan dan pemukiman, terutama di sekitar Kelurahan Sei Lakam.
"Jl A Yani merupakan jalan utama yang padat lalu lintas kendaraan. Drainasenya harus diperhatikan agar air tidak meluap ke jalan saat hujan turun," kata dia.
Dia mengharapkan pemerintah daerah secara kontinu mencegah drainase agar tidak tersumbat dengan sampah atau tanah yang memicu naiknya genangan air ke ruas jalan.
"Bagaimana mungkin mau dapat Adipura, sementara kondisi drainase belum layak dan memadai," ucapnya.
Pantauan, hujan yang mengguyur pada Minggu pagi menyebabkan Jalan A Yani terendam air dengan ketinggian mencapai 50 centimeter. Jalan yang relatif sempit menjadi macet karena pengendara berusaha menghindari genangan air.
Pewarta: Rusdianto Syafruddin
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016