Baghdad (ANTARA News) - Sedikitnya 12 orang tewas, Sabtu (Minggu WIB), dalam dua serangan bom mobil di Baghdad, Irak yang menyasar pasukan keamanan, demikian sumber di kepolisian.

Kelompok ISIS berada di belakang ledakan terbesar, menurut laporan Amaq, kantor berita yang mendukung serangan tersebut.

Serangan tersebut ditujukan terhadap pos pemeriksaan keamanan di wilayah utara Distrik Al Husainiyah yang menewaskan sembilan orang dan melukai 28 orang lainnya.

Tidak ada yang menyatakan bertanggung jawab atas ledakan bom kedua yang menargetkan konvoi angkatan darat Arab Al Jabour, salah satu area ladang kurma di wilayah pinggiran selatan Baghdad.

Tiga orang tewas di tempat kejadian dan 11 lainnya terluka.

Pemerintah Irak menguasai beberapa kota utama dari kelompok ISIS pada tahun lalu, termasuk kota-kota di wilayah barat, Ramadi dan Hit, serta secara perlahan menekan kelompok garis keras mundur ke perbatasan Suriah.

Pihak keamanan secara bertahap meningkatkan aktivitasnya di Baghdad yang setiap hari menyaksikan serangan selama satu dasawarsa yang lalu yang menyasar terhadap pasukan keamanan dan warga Syiah atau wilayah-wilayah komersial yang masih mengalami kejadian biasa.

Satu ledakan diakui oleh ISIS yang menyasar masjid kaum Syiah, Jumat lalu.

Kemunculan kelompok ultragaris keras Sunni yang bertempur melawan pasukan pemerintah yang mengambil alih kendali wilayah yang sangat luas di Irak bagian utara dan barat telah diperburuk lamanya konflik sektarian, terutama antara kaum Syiah dan kaum Sunni, yang terjadi setelah Amerika Serikat memimpin invasi pada 2003.

Sebelumnya, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan bunuh diri di sebuah pos pemeriksaan polisi di selatan Bagdad. Pernyataan ISIS itu disebarkan portal berita Amaq.

"Sebuah operasi martir dengan truk bom menghantam pos pemeriksaan Reruntuhan Babel, di pintu masuk Kota Hilla, yang menewaskan dan melukai puluhan orang," demikian bunyi pernyataan yang dikutip dari laman Telegraph.

Tenaga medis dan petugas keamanan di lokasi pengeboman mengatakan serangan itu mengakibatkan 60 orang tewas, sedangkan 70 orang lain terluka.

"Ini pengeboman terbesar di provinsi ini," kata Falah Al Radhi, kepala komite keamanan provinsi.

"Pos pemeriksaan, kantor polisi terdekat, hancur. Begitu pun beberapa rumah dan puluhan mobil."

ISIS, yang melakukan hampir semua serangan di Irak, disebut belum mampu menguasai wilayah selatan Bagdad. Mereka mendapat perlawanan dari pasukan keamanan dan gerilyawan yang bersekutu serta memutuskan bertarung melawan kelompok ekstremis itu.

Pasukan Irak mulai menekan ISIS pada akhir 2014, dengan mengamankan kota suci Syiah, Najaf dan Karbala, di selatan Bagdad. ISIS bahkan disebut kehilangan banyak wilayah di Irak selama hampir satu tahun terakhir. Dalam operasi terbaru, pasukan Irak berhasil merebut Kota Samarra di daerah barat.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016