Quito (ANTARA News) - Korban tewas akibat gempa dahsyat berkekuatan 7,8 pada skala Richter di Ekuador pekan lalu meningkat menjadi 646 orang, kata Presiden Rafael Correa dalam siaran televisi pada Sabtu (23/4).
Gempa Sabtu pekan lalu, yang terburuk dalam hampir tujuh dasawarsa, melukai sekitar 12.500 orang dan 130 dinyatakan hilang di sepanjang pantai Pasifik negara itu.
"Ini hari-hari menyedihkan bagi Tanah Air," kata Correa, yang tampak terguncang, dalam siaran televisi rutin Sabtu.
"Negara ini dalam krisis," katanya seperti dikutip kantor berita Reuters.
Beberapa guncangan kuat dan lebih dari 700 gempa susulan terus menggoyang negara itu sejak gempa besar, memicu kepanikan sesaat tapi menambah sedikit kerusakan. Gempa-gempa kecil diperkirakan berlanjut beberapa pekan.
Hampir 7.000 bangunan di negara itu hancur akibat gempa, memaksa lebih dari 26.000 warganya tinggal di tempat-tempat penampungan.
Sekitar 14.000 petugas keamanan menjaga ketertiban di wilayah terdampak gempa, dengan hanya beberapa penjarahan dilaporkan terjadi.
Penyintas di daerah gempa mendapat makanan, air dan obat dari pemerintah serta sejumlah pekerja bantuan asing, meskipun Correa mengakui bahwa jalan-jalan buruk menunda bantuan mencapai beberapa kelompok masyarakat.
Pemerintah kiri Correa menghadapi tantangan besar untuk melakukan pembangunan kembali pada waktu pendapatan dari minyak negara OPEC itu sangat menurun, menyatakan sementara akan menaikkan beberapa pajak, menawarkan aset untuk dijual dan mungkin menerbitkan surat utang di luar negeri untuk mendanai pembangunan kemballi.
Kongres dijadwalkan mulai membahas usul pajak tersebut pada Selasa.
Correa memperkirakan gempa yang melanda negaranya menimbulkan kerugian antara dua sampai tiga miliar dolar AS.
Pendapatan rendah dari minyak membuat negara berpenduduk 16 juta orang itu menghadapi pertumbuhan mendekati nol dan penurunan penanaman modal.
Perhimpunan perbankan swasta negara itu pada Sabtu menyatakan anggotanya akan menunda pembayaran kartu kredit, pinjaman dan hipotek untuk nasabah di daerah gempa selama tiga bulan untuk membantu upaya pembangunan kembali.(Uu.B002)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016