Bandarlampung (ANTARA News) - Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) memastikan, Maryono (50), warga yang tewas akibat amukan kawanan gajah liar di Pedukuhan Negeri Ratu, Pekon Sukajadi, Kec Suoh Rabu (7/3) malam lalu berlokasi di dalam kawasan hutan itu. "Benar, kami sudah cek kepastian lokasi berada di dalam kawasan hutan TNBBS di dekat Suoh itu," kata Kepala Balai TNBBS, Lusman Pasaribu, di Bandarlampung, Senin. Menurut Lusman, pihaknya telah menggunakan bantuan alat GPS (Global Positioning System) untuk mengecek lokasi tempat enam ekor gajah yang mengamuk dan menewaskan Maryono itu. "Kami sudah memastikannya, lokasi korban tewas itu masih berada di dalam kawasan hutan," kata Lusman lagi. Dapat dipastikan, dengan kejelasan lokasi di dalam hutan tersebut berarti kawanan gajah liar memang melintasi jalur gajah liar di hutan tersebut yang kedapatan adanya hunian dan warga di dalamnya. Balai Konsevasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Lampung bersama Balai TNBBS dan dibantu aktivis World Wildlife Fund (WWF) Indonesia di Lampung telah diterjunkan ke lapangan untuk menangani gangguan gajah liar yang kembali mengakibatkan korban warga masyarakat itu. "Kami perlu ke lokasi kejadian, selain memastikan tempatnya di hutan atau permukiman, juga untuk membantu menghalau kawanan gajah liar itu agar tidak memakan korban lagi," kata Kepala BKSDA Lampung, Agus Harianta pula. Beberapa kali terjadi gangguan gajah liar di kawasan hutan dan sekitar hutan yang dekat permukiman penduduk yang mengakibatkan korban tewas di dekat TNBBS maupun di hutan TN Way Kambas. Diketahui enam ekor kawanan gajah sumatera liar itu adalah kelompok "Davit Cang" (salah satunya gajah jantan besar berkaki pincang yang dijuluki si Davit). Beberapa waktu lalu, kawanan gajah liar itu juga dilaporkan mengakibatkan beberapa warga di sekitar hutan TNBBS cedera dan meninggal dunia akibat amukannya pula. Walaupun salah satu kawanan gajah itu telah dipasangan satellite collar (alat deteksi satelit) di tubuhnya untuk memantau pergerakan mereka, namun petugas pemantau kesulitan mengetahui secara persis lokasi pergerakan mereka di lapangan karena daya jelajah kawanan gajah liar itu cukup luas. "Tapi kami terus memantau pergerakannya dan akan segera menghalau kembali ke hutan kalau kedapatan gajah liar itu masuk permukiman atau perkampungan di luar hutan," kata Kepala BKSDA Lampung, Agus Harianta pula.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007