"Pengelolaan anggaran harus digunakan untuk kesejahteraan rakyat, dalam artian bukan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT), tapi pemberdayaan ekonomi. Bagaimana mendongkrak kelas bawah ke menengah, sehingga kesenjangan sosial menurun sedangkan kesejahteraan masyarakat meningkat," kata Armyn di Jakarta, Jumat.
Menurut Armyn, hal itu bukan berarti menurunkan kelas atas, tapi bagaimana menaikkan kelas bawah ke kelas menengah dengan pemberdayaan ekonomi.
Armyn melihat keberpihakan pemerintah daerah terhadap persoalan itu dinilai masih kurang. Padahal pemberdayaan ekonomi sangat penting, agar masyarakat bisa mandiri.
"Kemandirian masyarakat dalam bidang ekonomi sangat penting. Itu sebabnya pemberdayaan ekonomi harus mendapat porsi lebih," imbuh dia.
Sebelumnya, Fokal IMM juga menggelar diskusi politik mencari sosok Gubernur DKI Jakarta yang ideal, Kamis (21/4) malam.
Diskusi yang diselenggarakan di Sekretariat Fokal IMM yang terletak di Jalan Matraman Dalam 1, Menteng, Jakarta Pusat, itu dihadiri sejumlah tokoh yang disebut-sebut akan bertarung dalam Pilgub DKI 2017 seperti Adyaksa Dault, Yusuf Mansur, Abraham Lunggana, dan Andi Nurpati.
"Diskusi ini mencoba membedah pemikiran para calon dalam membangun DKI ke depan. Mereka disebut-sebut media akan bertarung dalam Pilgub DKI 2017," ujar dia.
Diskusi itu dirasa penting untuk mengetahui apa saja langkah yang diambil oleh para calon tersebut jika seandainya menjabat sebagai pemimpin tertinggi dalam pemerintahan di DKI Jakarta tersebut.
Semua buah pemikiran tersebut, kata Armyn, akan diramu dalam suatu konsep dan akan disumbangkan kepada siapapun gubernur terpilih nantinya. Menurut Armyn, dalam diskusi tersebut ada beberapa poin yang bisa dipetik seperti yang disampaikan oleh Yusuf Mansur.
"Ustads Yusuf Mansur mengatakan bahwa untuk mengatasi kemacetan di Jakarta bisa dengan memperbanyak sekolah berasrama. Kelihatannya memang lucu, tapi masuk akal juga. Sekolah berasrama juga mencegah anak-anak dari tawuran," tambah dia.
Armyn menilai Gubernur DKI idealnya memiliki sifat yang amanah, bertanggung jawab, memiliki kemampuan mengelola anggaran serta berkewajiban.
Disinggung mengenai kondisi yang saat ini terjadi, Armyn menilai kondisi kepemimpinan Jakarta masih jauh dari kata ideal.
"Gubernur DKI Jakarta yang sekarang berani, tetapi kurang bertata krama, boleh berani boleh tegas tapi tidak boleh keras. Berani iya, tapi harus adil. Berani pada semua pihak, memindahkan masyaakat kecil di lahan negara memang sudah seharusnya tapi dengan cara yang persuasi. Juga harus disiapkan tempatnya."
Gubernur DKI Jakarta seharusnya tidak hanya berani menggusur rakyat di lahan hijau tetapi tidak berani mengkritisi serta memindahkan bangunan menjulang yang melanggar RTRW.
"Keadilan itu harus di semua pihak bukan subjektif," tegas dia.
Sementara itu, Juru Bicara Fokal IMM, Mamun Murod, mengatakan diskusi politik itu bertujuan mempertemukan kandidat yang ada.
"Tadi saya kira ada beberapa poin yang masuk, siapa yang maju dari jalur partai akan kita dukung. Jadi memang ada kemauan politis agar Ahok dilawan dengan sepadan," kata Mamun.
(I025)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016