Jakarta (ANTARA News) - Pembangunan pabrik baja anti karat atau stainless steel di Kawasan Industri Morowali Tsingshan di Bahodopi, Sulawesi Tengah memcapai 80 persen.
"Pembangunannya sudah 80 persen. Diperkirakan akan mulai produksi dalam tiga-empat bulan ke depan," kata Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan di Jakarta, Jumat.
Putu mengatakan hal tersebut usai menemani Menteri Perindustrian Saleh Husin bertemu direksi PT Indonesia Morowali Industrial Park di kantornya.
Diketahui, pabrik stainless steel milik PT Sulawesi Mining Investment (SMI) tersebut memiliki kapasitas produksi 2 juta ton per tahun.
Terkait pengajuan insentif fiskal, perusahaan akan mengajukan fasilitas tax allowance kepada pemerintah, setelah permintaan tax holiday belum direstui.
"Insentifnya tax allowance, karena kan kemarin tax holiday tidak diterima. Mereka ajukan lagu tax allowance," ujar Putu.
Kawasan Industri Morowali Tsingshan sendiri sudah membangun smelter tahap pertama oleh SMI yang merupakan perusahaan patungan Bintang Delapan Group dan Investor Tiongkok Tsingshan Group.
Smelter ferronikel dibangun di atas lahan seluas 230 hektare dengan kapasitas 300 ribu ton dan pembangkit listrik tenaga batu bara berkapasitas 2 kali 65 megawatt.
Tidak hanya berakhir di Ferronikel, produk tambang tersebut akan diolah menjadi stainless steel di pabrik yang sedang dibangun, sehingga aktivitas hilirisasi semakin mendalam.
Diperkirakan, fasilitas power plant akan tersedia hingga 1,2 gigawatt hingga tahap akhir pembangunan.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016