Jakarta (ANTARA News) - Industri kertas berharga PT Pura Barutama berupaya merebut pasar dalam negeri, di mana saat ini baru dimanfaatkan sebesar 40 persen.
Hal tersebut disampaikan Director Corporate Affairs PT Pura Barutama Evie Casino saat bertemu Menteri Perindustrian Saleh Husin di Jakarta, Jumat.
"Dari total produk kami, 60 persen itu diekspor ke 75 negara dan 40 persen untuk pasar dalam negeri," kata Evie kepada media.
Evie memaparkan, pabrik kertas berharga yang terletak di Kudus, Jawa Tengah, memproduksi berbagai jenis kertas untuk surat berharga mulai dari kertas uang, akta nikah, akta kelahiran, cek, buku tabungan hingga paspor.
Berdampingan dengan pabrik seluas 75 hektare yang mempekerjakan 13.000 orang tersebut, Evie menjelaskan bahwa perusahaannya memiliki fasilitas riset dan pengembangan atau research and development (R&D) yang kuat.
Salah satu inovasi yang dihasilkan R&D oleh para tenaga ahli di dalam negeri tersebut berupa hologram yang diaplikasikan pada kertas berharga.
"Seluruh engineer nya dari dalam negeri, dari berbagai universitas di Indonesia. R&D kami juga sudah mendapat delapan kali penghargaan. Cukup membanggakan," ujar Evie.
Evie berharap, pemerintah bisa lebih memaksimalkan penggunaan produk-produk dari dalam negeri untuk mendukung industri anak bangsa.
Ia mencontohkan, untuk kertas uang yang digunakan Indonesia saat ini masih banyak yang diimpor dari sejumlah negara, seperti Rusia dan Jerman.
"Kami ingin merebut pasar dalam negeri yang masih dikuasai oleh asing. Sesuai dengan keinginan pemerintah pada Nawa Cita," kata Evie.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016