"Selama ini masyarakat tidak disuguhkan dengan pilihan lain, akhirnya kebanyakan memilih calon dari parpol karena hanya itu saja pilihannya," tutur Sebastian dalam sebuah diskusi politik di Kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) di Jakarta, Jumat, menanggapi bursa calon gubernur pada pemilihan umum kepala daerah 2017.
Formappi menilai kecenderungan masyarakat untuk memilih calon dari independen juga berpangkal dari kekecewaan mereka terhadap partai politik yang dinilai belum bisa menyediakan solusi efektif untuk masalah yang dihadapi masyarakat.
"Kekecewaan publik ke parpol sudah lama sekali, bahkan muak dengan parpol. Selain hanya diramaikan calon dari parpol, ada calon independen tapi tidak populer dan belum kuat (bersaing)," kata Sebastian.
Dia menjelaskan calon independen pada Pilkada 2017 bisa mengubah konstelasi Pilkada di DKI Jakarta.
Sebastian menilai jika akhirnya muncul seorang calon independen yang kuat dan berkualitas maka masyarakat akan lebih menyukai calon independen itu dari pada calon dari partai politik.
"Ini artinya masyarakat punya saluran yang tepat untuk menunjukkan sikapnya terhadap partai politik. Ini adalah cara dari masyarakat untuk menggambarkan bahwa pilihan mereka selama ini bukan berdasar parpol, tapi karena individu yang berkualitas," sambung dia.
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016