"Talut yang ada di atas pemujaan ini termasuk istimewa, karena ada lima lapis dan di antaranya diduga terdapat saluran air," kata Ketua Tim Ekskavasi Situs Liyangan dari Balai Arkeologi Yogyakarta, Sugeng Riyanto, di Temanggung, Jumat.
Sugeng menjelaskan bahwa dari lokasi talut paling bawah kalau ditarik garis letaknya sejajar dengan sisa bangunan rumah yang ditemukan pada penggalian sebelumnya dan jika ditarik lagi ke bawah akan tersambung dengan area rumah panggung yang ditemukan tahun 2010.
"Kalau ditarik lagi di sekitarnya berada di area pertanian. Kami belum tahu persis ini untuk pertanian atau hunian," katanya.
Ia menuturkan talut pertama bagian bawah sejajar dengan rumah, kemudian pada lapis kedua ada talut ganda, dan setelah sela sekitar satu meter ada talut ganda lagi.
Area di antara talut ganda itu posisinya lebih rendah, seperti cekungan memanjang, yang kemungkinan merupakan jalan air.
"Di tengah jalur tadi kami temukan sebuah saluran kecil kira-kira lebar 30 centimeter memotong, yang diduga saluran air itu," katanya serta menambahkan temuan-temuan itu membedakan Situs Liyangan dari situ-situs lainnya.
Di dekat saluran itu, Sugeng melanjutkan, tim menemukan tulang belulang binatang dan pecahan keramik yang terkonsentrasi, serta sisa-sisa bangunan berbahan organik yang telah menjadi arang. Tim ekskavasi juga menemukan serbuk sari tanaman.
"Serbuk sari ini sangat penting, untuk mengetahui tanaman yang ada tersebut padi-padian, bunga, atau lainnya, karena berkaitan dengan temuan bangunan," katanya.
Tim ekskavasi memperoleh temuan-temuan itu dalam penggalian yang berlangsung awal April dan berakhir 23 April 2016 di situs peninggalan zaman Mataram Kuno itu.
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016