Jakarta (ANTARA News) - Guncangan keras yang sempat terjadi sebelum pesawat Garuda Indonesia GA-200 terbakar di landasan Bandara Adi Soetjipto, Yogyakarta, awal pekan silam, menyebabkan kotak hitam pesawat naas itu tidak bisa terbaca untuk dianalisa.
"Meski terlindungi dan tetap utuh, tetapi guncangan keras sebanyak tiga kali saat menyentuh landasan dan akhirnya terbakar, mempengaruhi kondisi dalam kotak hitam," kata Kepala Dinas Keselamatan Penerbangan dan Kerja (Kadis Lambangja) Angkatan Udara, Marsekal Pertama Rodi Suprasodjo kepada ANTARA News, di Jakarta, Senin.
Jadi, meski kondisi luar tampak utuh dan tidak rusak namun kondisi dalam kotak hitam bisa saja rusak akibat benturan keras yang dialami pesawat Garuda yang mengangkut 133 penumpang sesaat sebelum terbakar.
Karena itu, untuk membaca kotak hitam tersebut tidak ada cara lain selain membawanya ke pihak Boeing untuk bisa dianalisa, tambah Rodi menambahkan.
Penyelidik Australia mengatakan tidak bisa menganalisis kotak hitam pesawat Garuda GA-200 yang mengalami kebakaran di Bandar Udara Adisutjipto Rabu lalu.
Berbagai upaya telah dicoba untuk mendapatkan rekaman suara dari kokpit pesawat pada menit terakhir, tetapi semuanya gagal.
Pejabat Wakil Direktur Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) Joe Hattley di Sydney, Minggu (11/3), mengungkapkan, meski sudah mencoba dengan banyak cara untuk mendapatkan rekaman suara dari kokpit pesawat tentang percakapan pilot pada menit-menit terakhir menjelang kecelakaan, semuanya gagal.
Ia menambahkan, kotak hitam itu sebenarnya tak memperlihatkan kerusakan. "Karena itu, kami tidak tahu di mana letak persoalannya," katanya.
Direktur ATSB Kym Bills mengatakan, pihaknya sudah bekerja sama dengan Honeywell, perusahaan Amerika Serikat, yang memproduksi alat perekam yang ada di dalam kotak hitam itu. "Sayangnya, tetap saja kami tak berhasil," katanya.
Meski demikian, menurut Bills, ATSB berhasil mendapatkan data dan informasi tentang kecepatan pesawat, akselerasi vertikal, bentuk gerakan pesawat, dan kecepatan angin menjelang kecelakaan.
Wakil Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Josep Tumenggung, mengatakan, alat perekam suara (cockpit voice recorder/CVR) dalam kotak hitam itu akan dikirim ke Amerika. "CVR akan dikirim ke perusahaan Honeywell di Seattle Minggu sore," ujarnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007