London (ANTARA News) - Gubernur Indonesia untuk Organization of the Petroleum Exporting Countries OPEC, Dr. Widhyawan Prawiraatmadja meminta Qatar untuk mendukung Indonesia agar kembali memimpin OPEC.
Hal itu disampaikan Widhyawan Prawiraatmadja dalam acara silaturahmi dan dialog dengan Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) Qatar, di Wisma Duta usai menghadiri Pertemuan OPEC di Qatar, demikian Counsellor KBRI Doha Boy Dharmawan kepada Antara London, Kamis.
Kunjungan Widyawan ke Qatar mendampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Sudirman Said untuk menghadiri Pertemuan OPEC.
Sebelumnya, pada pertemuan OPEC yang dipimpin Menteri Energi dan Industri Qatar Dr. Mohamad bin Saleh Al-Sada gagal mencapai kesepakatan.
Pertemuan yang melibatkan 18 negara penghasil minyak termasuk negara non-OPEC Rusia, gagal menstabilkan output di level Januari hingga Oktober 2016. Pertemuan yang berikutnya direncanakan pada Juni mendatang.
Akibat kegagalan tersebut, harga minyak jatuh sekitar lima persen pada 18 April 2016. Pasar merespon negatif karena adanya kekawatiran banjir pasokan bahan bakar yang tidak diinginkan.
Kegagalan terjadi setelah Arab Saudi menuntut Iran bergabung dalam kesepakatan tersebut. Iran menyatakan produksi minyaknya tidak akan dipangkas demi mendongkrak pangsa pasarnya.
Dalam pernyataannya, Menteri ESDM mengatakan bahwa pertemuan bukan hanya membahas masalah minyak dunia tetapi juga membahas kinerja ekonomi dunia khususnya emerging economies.
Menteri Sudirman menghimbau agar pertemuan memiliki tujuan yang sama, negara peserta pertemuan memiliki tanggung jawab guna mendukung setiap upaya memperbaiki ekonomi global sehingga dapat mengimbangi ekonomi negara maju lainnya.
"Kami mengharapkan agar kita terus berupaya untuk mewujudkan hal tersebut," demikian Sudirman Said.
Sementara itu Dubes RI Doha, Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi yang menjadi anggota delegasi mengatakan perundingan memerah pikiran dan berjalan alot hingga molor sampai malam hari.
Sebagai Sekjen sementara OPEC, Menteri Al-Sada sangat mendukung Indonesia untuk memimpin OPEC pada pemilihan mendatang.
Sebelumnya, Qatar juga mendukung Indonesia agar menjadi anggota OPEC kembali pada awal 2016. Keseriusan Qatar tercermin dari pernyataan yang disampaikan ketika menerima kunjungan pejabat tinggi Indonesia ke Qatar.
Pernyataan tersebut juga pernah dilontarkan ketika pertemuan Delegasi DPD yang dipimpin Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Prof Dr. Farouk Muhammad dengan Menteri Saleh Abdulla Al Sada pada akhir Desember 2015.
Qatar mengharapkan Indonesia mengusulkan calonnya untuk menjadi Sekjen OPEC karena dianggap memiliki banyak pakar Migas. Sebagai Sekjen OPEC sementara, Qatar beranggapan Indonesia dapat berperan dalam menjembatani perbedaan antara anggota OPEC. Hubungan baik Indonesia dengan Saudi Arabia dan Iran menyebabkan mengapa Indonesia digadang-gadang sebagai Sekjen OPEC.
Menurut Widhyawan Prawiraatmadja, Indonesia dianggap berhasil ketika memimpin OPEC karena memiliki hubungan yang sangat baik dengan semua negara anggota OPEC. Selain itu Indonesia juga anggota G-20 yang memiliki pengaruh, ujarnya.
Diutarakan pula bahwa berdasarkan aturan OPEC, Sekjen OPEC selanjutnya ditentukan secara bergilir sesuai urutan abjad. Kemungkinan besar setelah Qatar adalah Venezuela. Hasil keputusan OPEC bersifat konsensus.
Mengingat kedekatan hubungan Venevuela dengan Iran yang berseberangan dengan Saudi tentunya membuka peluang Indonesia menjadi Sekjen OPEC berikutnya.
"Indonesia siap memimpin OPEC jika dikehendaki anggota lainnya," ungkapnya. Kesiapan Indonesia juga didukung penuh oleh Dubes Sidehabi. Indonesia harus memanfaat peluang tersebut", ujarnya.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016