Sydney (ANTARA News) - Para warga Muslim di Australia berencana membentuk partai politik untuk membela hak-hak mereka, kata seorang ulama Islam terkemuka di negara itu. Sheikh Taj Aldin al-Hilali ingin para politikus berhenti memanfaatkan masyarakat Muslim sebagai "sepakbola politik", kata jurubicaranya, Keysar Trad, Senin. Hilali mengatakan kepada Australian Broadcasting Corporation, Minggu, pihaknya menginginkan partai itu bisa terbentuk dan ikut dalam kancah politik akhir tahun ini. Partai politik baru itu mentargetkan bisa memenangi pemilu pada semua tingkatan politik di Australia, kata Trad kepada AFP. Meski Hilali ingin partai itu untuk mewakili kepentingan umat Islam di Australia yang berjumlah sekitar 300.000 orang, pihaknya tidak menutup kesempatan bagi pemeluk agama lain untuk bergabung, kata Trad. "Partai itu takkan hanya milik orang Islam saja dan takkan disebut sebagai Partai Muslim," katanya. "Ide keseluruhan adalah untuk meningkatkan keadilan dalam tubuh pengurus dan nilai-nilai spesifik, seperti kejujuran dan martabat dan kesetaraan. "Saya kira ini merupakan ide bagus untuk membentuk sebuah partai yang bisa bertindak sebagai alternatif bagi mereka yang tidak lagi puas dengan partai-partai besar." Hilali mendapat banyak kecaman akhir tahun lalu ketika ia menilai wanita yang mengenakan baju minim sebagai "daging tak terbungkus" yang bisa mengundang pemerkosaan. Pada Januari, ustadz kelahiran Mesir itu mengejek nenek moyang terpidana dari warga Australia kulit putih dengan mengatakan Muslim memiliki klaim yang lebih besar terhadap Australia karena mereka telah membayar tiket sementara pemukim kulit putih yang pertama datang dengan tangan terbelenggu. Banyak pemimpin dalam masyarakat Muslim di Australia telah berusaha menjauhi pandangan Hilali, sementara beberapa politikus menyarankan agar ia diusir dari negara itu. (*)
Copyright © ANTARA 2007