Kampanye tersebut bertujuan untuk mengingatkan masyarakat bahwa perempuan memiliki kebebasan untuk menggapai cita-cita dan menghapus keterbatasan gender dalam setiap profesi.
"Research secara global 70 persen, pada saat sekolah perempuan memilih STEM, ketika masuk kuliah hanya 0,4 persen yang ingin masuk IT karena merasa masih di dominasi laki-laki, tapi justru banyak peluang untuk perempuan," Mira Fitria Soetjipto, Human Resources Director, Microsoft Indonesia, di Jakarta, Kamis.
"Kami punya wacana untuk perempuan belajar coding (bahasa pemograman), mendorong perempuan untuk belajar lebih dan berani melanggar stereotype," sambung dia.
#MakeWhatsNext melibatkan 100 siswi SMA/SMK untuk berkarya di bidang science, technology, engineering, dan mathematic (STEM) dengan memperkenalkan mereka kepada dasar-dasar teknologi serta membuka wawasan mereka akan kayanya profesi yang dapat perempuan tekuni.
"Kampanye ini bertujuan menggalang minat perempuan dalam bidang teknologi. Bukan sekedar memakai, tapi juga melek teknologi," ujar Mira.
"Kami mengajak mereka ke kantor Microsoft untuk bertemu dengan perempuan yang bergerak di bidang teknis, dan belajar coding," lanjut dia.
Kegiatan tersebut juga didukung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise.
"Saya berharap program ini dapat memperkuat semangat anak-anak, orang tua, guru untuk memperdalam ilmu dalam bidang komputer, science, dan lainnya, dan dapat berkontribusi secara nyata dalam meningkatkan perempuan di dunia informasi teknologi," ujar dia.
Menjawab permasalahan mengenai kesenjangan gender di bidang STEM, Microsoft Philanthropies mengupayakan keterbukaan akses pendidikan ilmu komputer di seluruh dunia dengan memberikan dana sejumlah 75 juta dolar AS kepada 100 organisasi non profit di 55 negara melalui program YouthSpark.
Sejalan dengan komitmen itu, Microsoft Indonesia menyalurkan dana sebesar lebih dari 50 ribu dolar AS kepada LSM Prestasi Junior Indonesia untuk memberikan peluang bagi perempuan muda golongan marjinal untuk berinovasi dan berkreasi menggunakan teknologi.
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016