Pada peristiwa ini tidak ada korban jiwa, namun pemilik rumah harus mengungsi ke sanak saudaranya maupun tetangganya karena rumahnya rusak berat,"
Sukabumi (ANTARA News) - Bencana alam tanah longsor kembali melanda Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dan di waktu yang bersamaan namun berbeda tempat kebakaran juga menghanguskan dua rumah warga.
"Pada peristiwa ini tidak ada korban jiwa, namun pemilik rumah harus mengungsi ke sanak saudaranya maupun tetangganya karena rumahnya rusak berat," kata Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Agung Citra di Sukabumi, Rabu.
Untuk bencana tanah longsor terjadi di Kampung Paris RT 02 RW 13, Desa Pamuruyan, Kecamatan Cibadak, yang menyebabkan dua rumah rusak. Musibah ini akibat tebing setinggi empat meter longsor yang disebabkan tingginya curah hujan.
Sementara untuk kebakaran terjadi di di Kecamatan Lengkong yang disebabkan oleh arus pendek listrik. Akibat musibah itu empat rumah rusak berat dengan rincian dua rumah rusak akibat longsor dan kebakaran menghanguskan dua rumah.
Bencana ini terjadi pada Selasa (19/4) malam dan tidak ada korban jiwa pada peristiwa ini. Untuk bantuan darurat seperti makanan siap saji serta perlengkapan makan, mandi dan tidur sudah diserahkan ke masing-masing korban.
"Di musim hujan ini, bencana alam yang kerap terjadi adalah longsor, puting beliung dan banjir. Namun musibah kebakaran juga beberapa kali terjadi pada musim hujan ini," kata Agung.
Kepala Desa Pamuruyan Eka Saputra mengatakan, desanya merupakan daerah rawan bencana longsor, bahkan ada lima titik rawan bencana ini yang salah satunya di Kampung Paris.
Hingga saat ini, petugas gabungan dari TNI/Polri, BPBD dan relawan tengah membersihkan puing-puing sisa longsor dan untuk penghuni rumah sudah diungsikan sementara ke tempat yang lebih aman.
"Imbauan sudah kami sampaikan secara rutin kepada masyarakat, apalagi saat turun hujan warga yang tinggal di daerah rawan untuk mengungsi sementara ke tempat yang lebih aman," katanya.
Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016