"Mobil patroli polisi dari Satuan Sabhara, Satuan Lalu Lintas, dan Satuan Pengamanan Objek Vital akan menyala agar pelaku berpikir dua kali melakukan aksinya," ujar Kasubag Humas Polrestabes Surabaya Komisaris Polisi Lily Djafar kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Patroli "Blue Light" sendiri pernah diterapkan di Surabaya saat kepemimpinan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Yan Fitri Halimansyah yang kini menjabat sebagai Wakapolda Kepulauan Riau.
Setiap malam, titik-titik di Surabaya (terutama daerah rawan) tidak pernah berhenti lampu biru menyala yang dimulai setelah apel malam pukul 20.00 WIB dan berakhir pukul 06.00 WIB.
"Blue Light" ini sendiri memiliki arti, bahwa polisi akan terus melakukan patroli dengan membirukan kota Surabaya pada saat masyarakat sedang beristirahat di malam hari.
Birunya kota surabaya dari lampu mobil patroli polisi menjadi formula ampuh untuk mencegah pelaku kejahatan, beraksi pada jam-jam rawan khususnya pada malam hari.
Berdasarkan data Sub Bagian Humas Polrestabes Surabaya, dari indeks kejahatan di Surabaya pada 2015 program tersebut mampu menurunkan kasus pencurian kendaraan bermotor, pencurian dengan pemberatan dan pencurian disertai kekerasan turun hingga 16 persen, dari data awal 1.122 laporan pada 2014, dan turun menjadi 943 laporan pada 2015.
Selain mengintensifkan patroli "blue light", pihaknya juga menempatkan anggota di tempat rawan kriminalitas sekaligus menggiatkan kring serse.
"Ini juga atas perintah Kapolda Jatim dan Kapolrestabes Surabaya agar patroli ditingkatkan di beberapa titik rawan," kata polwan perwira menengah itu.
Pengintensifan patroli tersebut tidak lepas dari maraknya aksi kejahatan jalanan di Surabaya, bahkan pada Senin (18/4) malam terjadi penjambretan yang menyebabkan dua korban meninggal dunia usai terlibat kecelakaan karena mengejar pelaku di Jalan WR Supratman.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016