Kami bukan WikiLeaks. Kami ingin menunjukkan jurnalisme itu bisa dijalankan secara bertanggung jawab

London (ANTARA News) - Pendiri WikiLeaks Julian Assange memuji kerja Suddeutsche Zeitung, surat kabar Jerman yang menerima bocoran jutaan informasi keuangan milik sebuah firma hukum Panama yang mengungkap surga pajak offshore milik orang-orang kaya dan berkuasa di dunia.

"Kami sangat menyukai hasil kerja SZ (Suddeutsche Zeitung). Kami pikir itu tindahkan yang sungguh hebat," kata Assange seraya menyebut penyingkapan skandal Panama Papers oleh koran Jerman itu sangat mengesankan, demikian juga kolaborasinya.

Namun Gerard Ryle, direktur Konsorsium Wartawan Investigatif Internasional ICIJ tak ingin hasil kerjanya disamakan dengan WikiLeaks.

"Kami bukan WikiLeaks. Kami ingin menunjukkan jurnalisme itu bisa dijalankan secara bertanggung jawab," kata Ryle.

WikiLeaks berisikan riset berbagai data seperti email pribadi yang dikirimkan dari server email Hillary Clinton sewaktu menjadi Menteri Luar Negeri. Ryle menegaskan arsip serupa dari Panama Papers bisa saja melanggar privasi.

Tidak heran kemudian, berbeda dari WikiLeaks, data yang disebarluaskan dari Panama Papers, terlihat seperti sudah disensor dan diseleksi terlebih dahulu.

Oleh karena itu, dalam sebuah wawancara dengan Richard Gizbert dari mintpressnews.com, Assange mengkritik penyensoran seperti itu yang disebutnya 99 persen data "Panama Papers" telah disensor.

"Yang ingin saya dengar adalah ada jalan, yakni jalan yang transparan ke penerbitan sebagian besar data itu karena itulah yang penting dari perspektif hukum, dari perspektif sejarah," kata Assange.

Berbeda dari ICIJ, Assange justru berpandangan bahwa belasan juta dokumen yang bocor itu justru bisa dianalisis dengan layak jika dibiarkan tersebar luas apa adanya.

"Salah satu pelajaran mendasar yang hilang dari pengalaman WikiLeaks adalah bagaimana mengelola bocoran dalam skala seperti itu. Ketika Anda memiliki jutaan dokumen, Anda mesti membuat jutaan dokumen ini bebas untuk dikutip, jadi tidak hanya oleh ratusan wartawan, ini adalah urusan semua pengacara di seluruh dunia, seluruh polisi di dunia," kata Assange.

Assange juga menunjukkan bias pro-Barat dalam gelombang pertama Panama Papers.

Yang mengejutkan adalah Assange mengungkapkan bahwa WikiLeaks pernah menggunakan surga pajak di luar negeri selama keuangannya diblokir Amerika Serikat.

"WikiLeaks menggunakan sektor offshore sebagai perlindungan dari blokir bank sehingga kami pun bahkan harus menelitinya berdasarkan tujuan kami sendiri," kata Assange seperti dikutip mintpressnews.com.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016