"Pancasila adalah kasih sayang. Apakah sudah ada kasih sayang di antara kita? Rasa kasih sayang di antara kita mulai pudar. Orang sudah mulai biasa dengan kata-kata kasar," katanya kepada anggota organisasi yang bernaung di bawah Muhammadiyah itu di Jakarta, Rabu.
Pancasila, menurut Zulkifli, juga bermakna kekeluargaan, namun saat ini ia prihatin dengan banyaknya tawuran antarkampung yang menunjukkan pudarnya rasa kekeluargaan.
"Pancasila juga mengandung makna gotong royong. Apakah kita masih suka saling membantu?" kata politisi Partai Amanat Nasional itu.
Dalam sosialisasi itu Zulkifli juga memaparkan tentang NKRI, di mana menurutnya, setiap warga negara dari manapun, siapapun, bisa menjadi apapun, apakah itu Presiden, kepala daerah, dan ketua lembaga negara.
Ia juga menerangkan mengenai Bhinneka Tunggal Ika yang menunjukkan bangsa ini beragam dalam kesatuan. Perbedaan menjadi modal untuk berkreativitas dalam kebudayaan nasional.
Sementara UUD Tahun 1945, intinya menurut Zulkifli, adalah kedaulatan berada di tangan rakyat. Ia berharap kedaulatan digunakan oleh rakyat dengan baik, dan jangan ditukar dengan sembako.
"Dengan kedaulatan itulah kita bisa memilih presiden, gubernur, bupati, dan wali kota," kata dia.
Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016