Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan pagi, Senin, di pasar uang antar-bank di Jakarta naik tujuh poin menjadi 9.168/9.171 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu 9.175/9.188, berkat sentimen positip masih menyelimuti rupiah. Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk (HS), Yusuf, di Jakarta, mengatakan rupiah diperkirakan akan terus menguat hingga di bawah level 9.150 per dolar AS, sekalipun dolar AS di pasar regional menguat terhadap yen. Kenaikan rupiah itu juga menunjukkan fundamental ekonomi makro Indonesia cukup bagus, ujarnya. Rupiah, lanjut Yusuf, mendapat dukungan pasar, karena pelaku asing masih ragu-ragu untuk membeli dolar AS dalam jumlah yang besar melihat pertumbuhan ekonomi AS yang cenderung melambat. Jadi kenaikan dolar AS itu didukung oleh aksi beli eksportir Jepang yang membuat mata uang yen merosot, katanya. Dolar AS terhadap yen naik menjadi 118,25 dari sebelumnya 118,10 dan euro jadi 1,3120. Yusuf mengatakan pelaku lokal melihat pelaku asing ragu-ragu membeli dolar AS dalam jumlah besar, mereka langsung membeli rupiah sehingga mata uang lokal menguat. Pelaku asing cenderung melakukan strategi baru yang bisa menguntungkan, apalagi dengan membaiknya tingkat tenaga kerja AS selama Februari dan kecenderungan pasar bahwa bank sentral AS akan segera menurunkan tingkat suku bunga AS, katanya. Menurut dia, rupiah berpeluang untuk menguat lebih lanjut pada penutupan sore nanti, karena minat beli lokal cenderung meningkat, apalagi di dalam negeri tidak ada gejolak politik yang menekan rupiah melemah. "Kami optimis rupiah akan bisa berada dibawah level 9.100 per dolar AS pada pekan ini, apabila tidak ada hambatan yang muncul di pasar," katanya. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007