Kourou (ANTARA News) - Roket Ariane-5 yang diluncurkan dari Guyana, Minggu, berhasil menempatkan di orbit masing-masing satu satelit militer Inggris dan satu satelit telekomunikasi India. Roket baru yang disebut merupakan perbaikan besar dari versi Ariane-5 sebelumnya, diluncurkan sesuai jadwal dari pangkalan angkasa Eropa di Kourou, pantai timur laut Amerika Selatan, pukul 7:03 waktu setempat atau 2203 GMT. Awalnya, peluncuran akan dilakukan Sabtu namun masalah teknis telah menyebabkan penundaan selama 24 jam. Roket yang disebut perusahaan Arianespace sebagai peluncur satelit besar yang berbiaya efektif itu mampu membawa muatan hingga 10 metrik ton. Kemampuan ini berarti tiga ton lebih banyak dibanding generasi Ariane-5 sebelumnya yang digunakan sejak pertengahan dasawarsa 90-an. Arianespace merupakan perusahaan yang 28 persen sahamnya dimiliki EADS, perusahaan raksasa penerbangan di Eropa. Setelah 27 menit sejak peluncuran, roket itu melepaskan satelit Skynet 5A milik Kementerian Pertahanan Inggris ke orbitnya. Satelit Skynet yang dibangun oleh EADS Astrium, divisi manufaktur EADS itu, dirancang untuk menyediakan komunikasi ber-"bandwidh" tinggi untuk Inggris serta angkatan perang lainnya yang bersahabat di seluruh dunia, kata kementerian pertahanan Inggris. "Ini merupakan pencanangan sistem satelit militer yang akan punya kemampuan lima kali lipat dibanding sistem sebelumnya," kata pejabat EADS Astrium, Patrick Wood. Lima menit kemudian, roket itu melepaskan satelit Insat 4B yang merupakan satelit ke-13 milik Organisasi Penelitian Angkasa India (ISRO) dan satelit tersebut akan menyediakan layanan televisi dan komunikasi, terutama ke India. "Ini merupakan satelit dengan kemampuan tinggi yang akan meningkatkan kapasitas saluran langsung televisi serta memperluas cakupan ke wilayah pedesaan India ," kata presiden ISRO, G Madhavan Nair. Presiden Arianespace Jean-Yves le Gall memperkirakan perusahaannya tahun ini akan meluncurkan enam roket Ariane. Peluncuran pertama Ariane-5 dilakukan Desember 2002 namun roket itu meledak setelah diluncurkan akibat masalah di mesin utamanya. Setelah itu, tujuh roket sukses mengangkasa ke orbit, demikian Reuters.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007