Dubai (ANTARA News) - Orang nomor dua di jaringan Al-Qaeda, Ayman Az-Zawahiri, telah menuduh Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan pemerintah Arab Saudi melayani kepentingan AS serta menjadi "wakil Amerika" di dunia Arab. Dalam pesan video yang disiarkan Ahad larut malam oleh stasiun televisi Al-Jazeera, ia menuduh Hamas "menjual" Palestina agar dapat bertahan pada kekuasaan. Ia mengecam kesepakatan Makkah bulan lalu antara Hamas dan faksi saingannya, Fatah, pimpinan Presiden Mahmoud Abbas, untuk membentuk pemerintah persatuan nasional. Persetujuan itu dicapai melalui diplomasi Raja Arab Saudi Abdullah. "Hamas pergi piknik bersama 'Setan AS' dan agen Saudinya," kata Az-Zawahiri dalam rekaman video yang disiarkan melalui Internet, Ahad, seperti dilansir Reuters dan DPA. Khalil Abu Laila, pemimpin Hamas di Jalur Gaza, mengatakan kepada wartawan sebagai reaksi bahwa Az-Zawahiri membuat banyak kekeliruan. Ia mengatakan kesepakatan Makkah dimaksudkan untuk menyelamatkan nyawa rakya Palestina, sementara Hamas mempertahankan prinsip-prinsip Palestinanya. Hamas, yang menang dalam pemilihan umum Palestina, Januari 2006, dan menggusur faksi Fatah, yang sebelumnya mendominasi politik Palestina, menolak untuk mengakui Israel tapi kesepkatan Makkah-nya dengan Fatah berisi janji tak jelas untuk "menghormati" persetujuan lama Palestina-Israel. "Hamas memandang rendah pikiran dan perasaan umat Muslim dan menyatakan akan menghormati dan bukan mematauhi ... menghormati lebih tinggi dari memtauhi," kata Az-Zawahiri dalam rekaman selama 20 menit tersebut, yang beberapa bagiannya disiarkan oleh Al-Jazeera, Ahad pagi. "Pimpinan Hamas menyerahkan kepada Yahudi sebagian besar wilayah Palestina," katanya. "Mereka menjual semuanya sehingga mereka diperkenankan mempertahankan sepertiga pemerintah dan pemerintah macam apa ... pemerintah yang mengundang tawa," katanya. Di Jalur Gaza, jurubicara Hamas Fawzi Barhoum berkata, "Kami menghormati semua pendapat berkaitan dengan masalah Palestina tapi kami harap semua orang Arab dan Muslim akan mendukung Hamas dan rakyat Palestina dalam perjuangan mereka melawan pendudukan." Namun Az-Zawahiri mengatakan kesepakatan Makkah adalah bagian dari upaya Washington untuk mengimbangi sikap biasnya ke arah Israel. "Rancangan Amerika lah untuk menghantam perjuangan mujahidin Islam terhadap upaya Zionis ... . Amerika ingin penyelesaian palsu bagi masalah Palestina guna menghilangkan alasan terbesar bagi kebencian umat Muslim (terhadap Amerika Serikat)," katanya. Az-Zawahiri mengecam Hamas karena "meninggalkan tradisi pemboman bunuh diri demi keuntungan politik". "Pimpinan pemerintah Hamas telah melakukan agresi terhadap hak negara Islam dengan menerima apa yang disebutnya ... menghormati kesepakatan internasional," katanya. Az-Zawahiri, dalam siaran yang meliputi pemerintah dari Washington sampai Jakarta, menyatakan Hamas telah "jatuh ke dalam rawa penyerahan diri". Tokoh senior Al-Qaeda tersebut juga mengecam kebungkaman pemerintah Islam dan Arab atas tindakan melakukan penggalian di bawah dan sekitar kompleks Masjid Al-Aqsha, tempat suci ketiga umat Muslim. "Israel melakukan agresi terhadap kesucian Al-Aqsha tapi yang disebut pemerintah Arab dan negara Muslim tak berbuat apa-apa selain berteriak dan mencela," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007