Jakarta (ANTARA News) - Nelayan tradisional yang tergabung dalam Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) berharap pemerintah sepenuhnya menghentikan reklamasi Teluk Jakarta, tidak hanya menghentikannya sementara.
"Tolonglah Pemda DKI mencabut reklamasi...bagi kami tolak reklamasi itu harga mati. Tolong cabut semua izin reklamasi, jangan hanya dihentikan sementara," kata Sekretaris KNTI Kuat Wibisono di Jakarta, Selasa.
Kuat menyebut reklamasi yang telah berjalan dalam dua tahun terakhir sangat menyiksa nelayan, menurunkan drastis pendapatan.
"Kami menangis, tempat kami cari makan menjadi daratan," katanya.
"Sebelum ada reklamasi, penghasilan kami lumayan. Perlahan setelah ada reklamasi turun pendapatannya sampai 60 persen. Kami tidak bisa merinci, tapi biaya melaut kian besar tapi hasilnya sedikit," kata Kuat.
Iwan Sarmidi (39) mengatakan hasil tangkapannya berkurang sejak proyek reklamasi berjalan dan meminta pemerintah mengambil langkah bijaksana dengan memikirkan nasib anak-anak nelayan.
"Setelah ada reklamasi, ikan, kepiting jadi jarang. Kami nelayan tradisonal menentang sekali reklamasi ini. Kami ingin mencari keadilan untuk hak-hak nelayan, karena laut itu tempat melayan," kata Iwan.
Pemerintah memutuskan menghentikan sementara proyek reklamasi di Teluk Jakarta yang mencakup sebanyak 17 pulau, sampai semua persyaratan sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku dipenuhi oleh pengembang.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016