Milan (ANTARA News) - Tiga lukisan akhir abad ke-15 yang hilang sejak dijarah pasukan Nazi dari satu vila Tuscan lebih dari 70 tahun lalu telah ditemukan dan dua orang menjadi tertuduh penerima barang curian itu menurut pengumuman polisi pada Senin (18/4).
Lukisan bertema religius yang disita dari dua rumah pribadi di Milan akhir Juli tahun lalu itu menurut sejarawan seni Paola Strada "berdaya tarik dahsyat karena keunikan karakter mereka, dan karena mereka berasal dari seniman-seniman yang dianggap langka di pasar."
Lukisan yang merupakan bagian dari koleksi besar House of Bourbon-Parma itu dijarah tahun 1944 oleh pasukan Jerman dari satu vila di kota Tuscan, Camaiore, tempat Pangeran Felix, keluarga Grand Duchess of Luxembourg, pernah tinggal.
Kebanyakan benda-benda curian yang disimpan di vila anggota tingkat tinggi organisasi militer Nazi SS ditemukan dan dikembalikan ke Luxembourg segera setelah perang berakhir.
Lukisan yang ditemukan di Milan dan disimpan di museum seni kota Pinacoteca di Brera sejak Juli, merupakan tiga dari 40 lukisan yang masih hilang.
Penyelidikan pidana terkait penemuan lukisan itu sudah dimulai, kata Kepala Departemen Kejahatan Seni Riccardo Targetti, serta menambahkan dua orang dituduh menerima barang curian itu.
Para ahli dari Kementerian Kebudayaan Italia mengatakan mereka tidak bisa menaksir nilai benda seni itu.
"Saat ini tidak ada parameter yang bisa kami gunakan untuk mengukur berapa besar nilainya," kata sejarawan seni Strada seperti dilansir kantor berita Reuters.
Benda-benda seni itu antara lain meliputi "Trinity" karya Alessio Baldovinetti, murid pelukis Renaissance Beato Angelico, dan "Presentation of Jesus to the Temple", lukisan seniman miniaturis Girolamo Dai Libri yang tinggal di Verona.
Menurut Antonella Ranaldi, pengawas seni di Kementerian Kebudayaan, lukisan-lukisan itu perlu direstorasi karena kondisinya tidak telalu bagus.
Polisi mengatakan lukisan-lukisan itu perlu dikembalikan ke Luxembourg karena kompensasi atas kerugian sudah diberikan.
Para agen yang bertindak atas nama Partai Nazi secara sistematis mencuri benda seni dan budaya dari daerah-daerah yang diduduki.
Pada tahun-tahun itu banyak seniman dan kolektor Yahudi juga terpaksa menjual benda seni mereka sementara benda-benda seni yang lain disita.
Kebanyakan karya seni disita oleh sekutu tentara segera setelah perang, banyak di antaranya masih hilang, masuk ke perdagangan internasional bernilai miliaran dolar, yang diperkirakan merupakan yang terbesar ketiga setelah perdagangan obat-obatan dan senjata.
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016