... ia menyebut akan membenamkan pegawai Bulog ke gudang beras...Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Gatot Irianto, di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin, mengklarifikasi pernyataan untuk "membenamkan pegawai Bulog jika tidak mampu menyerap gabah produksi petani."
Pernyataan yang dikutip banyak media massa di Desa Mulyorejo, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, itu mengemuka empat hari lalu (14/4).
Konteksnya adalah saat dia inspeksi mendadak ke desa itu untuk melihat secara langsung serapan gabah oleh Perusahaan Umum Bulog, pada saat stok gabah banyak di tangan petani.
Jika serapannya minim, ia menyebut akan membenamkan pegawai Bulog ke gudang beras.
Menurut dia minimnya serapan gabah akan berimbas pada kondisi stok beras di bulan berikutnya sehingga perlu ada upaya lebih keras mendorong serapan gabah.
"Saya tidak mungkin benamkan Bulog, orang kita sama-sama kok. Kami beli gabah petani dengan segala kondisi dan situasi," kata Irianto, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR, di Jakarta, Senin.
Di hadapan anggota DPR, dia mengaku pemerintah dengan BUMN, dalam hal ini Perusahaan Umum Bulog, justru tengah berupaya berkoordinasi dalam mendukung kemandirian pangan nasional.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Perusahaan Umum Bulog, Djarot Kusumayakti, mengatakan kondisi yang ada saat ini memang tidak menyenangkan untuk semua pihak.
"Saya sebagai direktur utama Bulog juga dalam posisi sulit. Saya tidak ingin memperpanjang ini agar jadi tidak terkendali," katanya.
Secara capaian, kata dia, hingga 17 April 2016, serapan beras oleh BUMN itu telah mencapai 497.000 ton setara beras atau 1 juta ton gabah kering.
"Dibandingkan periode lalu, capaian ini lebih baik. Tapi kalau target memang butuh banyak perjuangan. Maka, harus ada kerja sama yang baik antara Bulog dan Kementerian BUMN, agar tidak ada celah kontraproduktif di antara kami," kata dia.
Menurut dia minimnya serapan gabah akan berimbas pada kondisi stok beras di bulan berikutnya sehingga perlu ada upaya lebih keras mendorong serapan gabah.
"Saya tidak mungkin benamkan Bulog, orang kita sama-sama kok. Kami beli gabah petani dengan segala kondisi dan situasi," kata Irianto, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR, di Jakarta, Senin.
Di hadapan anggota DPR, dia mengaku pemerintah dengan BUMN, dalam hal ini Perusahaan Umum Bulog, justru tengah berupaya berkoordinasi dalam mendukung kemandirian pangan nasional.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Perusahaan Umum Bulog, Djarot Kusumayakti, mengatakan kondisi yang ada saat ini memang tidak menyenangkan untuk semua pihak.
"Saya sebagai direktur utama Bulog juga dalam posisi sulit. Saya tidak ingin memperpanjang ini agar jadi tidak terkendali," katanya.
Secara capaian, kata dia, hingga 17 April 2016, serapan beras oleh BUMN itu telah mencapai 497.000 ton setara beras atau 1 juta ton gabah kering.
"Dibandingkan periode lalu, capaian ini lebih baik. Tapi kalau target memang butuh banyak perjuangan. Maka, harus ada kerja sama yang baik antara Bulog dan Kementerian BUMN, agar tidak ada celah kontraproduktif di antara kami," kata dia.
Pewarta: Ade Junida
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016