Koordinasi dilakukan demi memastikan keamanan secara menyeluruh
Jakarta (ANTARA News) - Proyek perluasan tempat tawaf (mataf) di Masjidil Haram sudah memasuki tahap final. Jembatan semi permanen pada mataf yang melingkari Kabah sudah mulai dibongkar sejak April 2016, bahkan sampai hari ini lebih dari 50% jembatan ini sudah dilepas.
“Kondisi per hari ini sudah lebih 50% proses pelepasannya,” demikian penjelasan Staf Teknis III Kantor Urusan Haji Indonesia (KUHI) Ahmad Jauhari seperti dikutip dari laman kemenag.go.id, Senin.
Menurut Jauhari, meski posisi jembatan yang dilepas berada pada areal utama tempat tawaf di Masjidil Haram, namun hal itu tidak menghentikan aktivitas ibadah umrah para jamaah. “Pada saat pelepasan ring mataf, aktivitas umrah tetap berjalan. Hanya untuk wilayah yang dilepas dan terdapat alat berat disterilkan dari lalu lalang jamaah,” jelasnya.
Dari gambar yang dikirim Jauhari, tampak beberapa alat berat terpasang di salah satu sudut pada areal terdekat Ka’bah. Beberapa pekerja tampak sibuk melepas rangkaian jembatan semi permanen tersebut, sementara para jamaah terlihat ramai berdesakan pada jarak yang terdekat dengan Ka’bah.
Antara mereka dengan para pekerja, terdapat dinding pembatas agar jamaah tidak masuk ke area pelepasan jembatan dan tetap aman dalam menjalankan ibadah.
Sebelumnya, Kepala Komite Teknis Mataf di Umm Al Qura University, Faisal Wafa seperti dikutip dari Arab News, Rabu (13/4), mengatakan bahwa jembatan semi permanen ini akan dibongkar sampai 20 Shaban demi mengejar batas waktu pekerjaan Mataf, yaitu pada bulan Ramadhan. “Pekerjaan akan dilakukan sepanjang hari,” katanya.
Faisal menambahkan, proses pembongkaran dilakukan dengan tetap memastikan keamanan di Masjidil Haram, baik keamanan pekerja maupun jamaah yang sedang berumrah. Menurut Faisal, pihak keamanan masjid, pertahanan sipil, Komite Teknis Umm Al Qura dan kontraktor, terus melakukan koordinasi satu sama lain. “Koordinasi dilakukan demi memastikan keamanan secara menyeluruh,” ucap dia.
Ketua Umum Pengurus Dua Masjid Suci, Syekh Abdul Rahman Al Sudais menjelaskan, jembatan tersebut sudah tidak diperlukan karena proyek perluasan Mataf telah rampung. Kepada jamaah lansia, penyandang disabilitas, dan jamaah yang mengandalkan kursi roda, As-Sudais mengimbau untuk menggunakan jalur alternatif yang sudah disiapkan dengan memperhatikan rambu-rambu yang ada di Masjidil Haram. “Mereka dapat mengikuti pedoman dan petunjuk yang berlaku,” tuturnya.
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016