Jakarta (ANTARA News) - Saham sektor pertambangan diperkirakan masih akan menopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada pekan depan.
Analis Saham PT Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah, kepada ANTARA di Jakarta, mengatakan bahwa sektor pertambangan masih akan menopang perdagangan saham di BEJ pada pekan depan, di tengah masih berlanjutnya sentimen ketidakpastian bursa regional dan global.
"Sektor pertambangan masih diminati dan dapat menopang indeks dari pengaruh pasar global dan regional, menyusul kondisi perekonomian AS yang cenderung mengalami penurunan," kata Alfian pada akhir pekan ini.
Selain itu, lanjutnya, saham-saham unggulan yang memiliki kinerja bagus juga dapat mendorong indeks pada teritorial positif. "Naiknya kinerja saham unggulan masih memberi peluang indeks naik," tambahnya.
Namun, tambah Alfian, kinerja perbankan yang bagus belum dapat memberi kontribusi yang besar terhadap pergerakan harga sahamnya. "Bank Mandiri yang labanya naik tiga kali lipat belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Penguatan sektor ini masih terbatas," tegasnya.
Selama pekan ini IHSG ditutup naik 4,563 poin atau 0,2 persen menjadi 1.764,582 dan indeks LQ45 menguat 1,755 poin atau 0,4 persen ke level 373,020.
Penguatan indeks pada pekan ini disebabkan oleh kembali naiknya bursa regional dan kebijakan Bank Indonesia yang kembali menurunkan BI-rate sebesar 25 basis poin menjadi 9,0 persen.
Selain itu, penguatan sektor pertambangan yang didorong membaiknya harga komoditas telah memicu indeks BEJ berada pada daerah positif.
Pada pekan ini kenaikan indeks lebih banyak didorong oleh menguatnya saham-saham unggulan seperti Tambang Timah (TINS), Aneka Tambang (ANTM) dan saham sektor perbankan, di antaranya Bank BRI (BBRI), Bank Internasional (BNII) serta Astra Internasional (ASII). (*)
Copyright © ANTARA 2007