Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia mengemukakan bahwa sebanyak 21 perusahaan masuk dalam daftar (pipeline) yang merencanakan untuk menerbitkan surat utang atau obligasi.
"Minat perusahaan untuk menerbitkan obligasi cukup tinggi, di dalam pipeline BEI ada 21 perusahaan," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan data BEI, pada pekan ini (11--15 April 2016) dua obligasi telah dicatatkan di BEI yakni obligasi berkelanjutan I PT Siantar Top Tahap II Tahun2016 dengan nilai emisi Rp500 miliar, dan obligasi berkelanjutan I PT Maybank Indonesia Finance tahap II tahun 2016 dengan nilai emisi Rp1,1 triliun.
Dengan demikian, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat di BEI sepanjang tahun 2016 ini sebanyak 12 emisi dari 11 emiten senilai Rp18,74 triliun. Dengan demikian, total emisi obligasi yang tercatat di BEI berjumlah 281 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp256,67 triliun dan 100 juta dolar AS, diterbitkan oleh 102 emiten.
Sementara itu, Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 92 seri dengan nilai nominal Rp1.539,66 triliun dan 1.040 juta dolar AS. Dan enam Efek Beragun Aset (EBA) senilai Rp2,15 triliun.
Sebelumnya, Direktur Utama IBPA Ignatius Girendroheru mengatakan bahwa stabilitas ekonomi makro domestik seperti terjaganya inflasi, tren penguatan rupiah terhadap dolar AS menjadi salah satu faktor penopang pasar obligasi domestik.
Dari global, lanjut dia, sentimen positif yang mempengaruhi kinerja obligasi domestik yakni dipangkasnya proyeksi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (Fed fund rate) menyusul pernyataan Ketua The Fed Janet Yellen yang bersikap "dovish".
Selain itu, lanjut dia, proyeksi ekspor Indonesia yang meningkat serta cadangan devisa yang meningkat merupakan bagian dari kondisi ekonomi domestik yang mendukung pasar obligasi.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016