"Setidaknya diturunkan dari harga rata-rata avtur bagi penerbangan-penerbangan komersial lain. Bila Pertamina bersedia, maka upaya Komisi VIII untuk melakukan efisiensi dan penghematan pelunasan BPIH bisa maksimal," kata Saleh melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan penyelenggaraan haji merupakan tugas negara. Sebagai perusahaan milik negara, Pertamina diharapkan dapat berpartisipasi dalam penyelenggaraan haji.
"Partisipasinya jelas dengan mengurangi sedikit harga avtur bagi Garuda Indonesia yang membawa jamaah haji Indonesia," tuturnya.
Saleh mengatakan, menurut penjelasan pihak Garuda Indonesia, pada tahun sebelumnya Pertamina telah memberikan harga khusus untuk avtur yang digunakan penerbangan haji.
Namun, pemberian harga khusus itu hanya diberlakukan di dua embarkasi. Karena itu, Saleh berharap tahun ini Pertamina dapat memberikan harga khusus di setiap embarkasi yang ada.
Dalam rapat pada Kamis (14/4), Garuda Indonesia menawarkan harga tiket 1.953 dolar Amerika Serikat per jamaah, sedangkan Saudi Airlines menawarkan harga rata-rata 1.877 dolar per jamaah.
Tiket Saudi Airlines lebih murah karena adanya perbedaan embarkasi. Saudi Airlines melayani embarkasi di wilayah Barat yang jarak tempuhnya lebih dekat.
"Selain itu, harga avtur bagi Saudi Airlines juga lebih murah karena mereka membeli di Arab Saudi yang harganya memang sedikit lebih murah daripada tempat lain," jelas Saleh.
Saleh menuturkan, setelah rapat dengan Komisi VIII, Garuda Indonesia bersedia menurunkan harga tiket pesawat menjadi 1.945 dolar dengan melakukan efisiensi pada embarkasi Jakarta dan Solo.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016