Tangerang (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menggenjot pasar kargo yang selama ini tidak begitu dioptimalkan karena fokus pada pasar penumpang.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia M Arif Wibowo dalam pemaparan di Tangerang, Jumat, mengatakan pihaknya menargetkan kontribusi kargo mencapai 20 persen terhadap total pendapatan Garuda Indonesia.
"Kami harapkan kargo ini akan menjadi tumpuan kami sampai 20 persen, sekarang masih di bawah 10 persen," katanya.
Artinya, lanjut Arif, diharapkan pendapatan dari kargo bisa mencapai 1 miliar dolar AS dari yang saat ini baru 250-300 juta dolar AS.
"Nantinya kami juga bisa malayani bukan hanya port to port (antarbandara), tapi door to door (antardestinasi)," katanya.
Untuk mewujudkan hal itu, dia mengatakan pihaknya juga akan menjalin kerja sama dalam bentuk baik itu "joint operation" atau "joint venture" (usaha patungan), misalnya dengan PT Pos Indonesia.
Namun, lanjut di, tidak tertutup kemungkinan akan menjalin kerja sama juga dengan perusahaan internasional.
Arif menyebutkan pasar internasional untuk kargo yang paling besar, yakni Shanghai dan Jepang dan Eropa bisa 13-15 ton per hari.
"Shanghai sudah mulai dibesarkan, Eropa melalui Singapura, bisa menopang kami pada 2016," katanya.
Untuk pesawatnya sendiri, dia mengatakan belum akan membeli pesawat khusus kargo, yaitu jenis freighter, tetapi akan memanfatkan kargo di pesawat penumpang (belly cargo).
Dia mengungkapkan tahun lalu pihaknya terlalu fokus terhadap relokasi atau reposisi pengoperasian (deployment) pesawat dan mengurangi rute-rute tertentu, seperti di Shanghai dan Tokyo.
Untuk itu, tahun ini, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) memutuskan untuk menambah direktur, yaitu Direktur Kargo yang dijabatboleh Sigit Muhartono.
"Beliau pernah menjalani bisnis kargo. Kami memang mengundang orang yang profesional di bidangnya," kata Arif.
Pewarta: Juwita TR
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016