Targetnya kita bisa menyerap 100 persen bahan baku rumput laut untuk dalam negeri, paling tidak untuk tahap awal 50 ekspor 50 dalam negeri."Jakarta (ANTARA News) - Peta jalan hilirisasi rumput laut yang sedang digodok pemerintah membidik penyerapan 100 persen produksi rumput laut mentah yang dihasilkan oleh petani lokal untuk industri pengolahan dalam negeri.
Pasalnya, sebagai penghasil rumput laut terbesar dunia, industri pengolahan rumput laut di Indonesia baru menyerap 30 persen dari total produksi 235.374 ton rumput laut kering per tahun, di mana 70 persen sisanya diekspor.
"Targetnya kita bisa menyerap 100 persen bahan baku rumput laut untuk dalam negeri, paling tidak untuk tahap awal 50 ekspor 50 dalam negeri," kata Direktur Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan Kementerian Perindustrian Abdul Rochim di Jakarta, Jumat.
Dengan menyerap lebih banyak rumput laut mentah, lanjut Rochim, peluang peningkatan nilai tambah di dalam negeri semakin terbuka lebar.
Menurut Rochim, terdapat berbagai banyak produk olahan yang dihasilkan oleh rumput laut, seperti agar-agar, karagenan, dodol, hingga produk pendukung kosmetika.
"Diversifikasi produk ini yang akan terus kita gali dan kembangkan, kosmetik juga bisa. sebenernya yang paling banyak menyerap adalah di sektor makanan sama feed," tukasnya.
Selama ini, pengolahan rumput laut untuk makanan sebagian besar masih dilakukan oleh Industri Kecil Menengah (IKM), yang proses pengolahannya di daerah penghasil rumput laut.
"Yang penting di tempat daerah penghasil rumput laut, karena kalau pengolahannya tidak disitu, mengangkut rumput laut lama dan mahal," kata Rochim.
Rochim menambahkan, pemerintah belum menentukan insentif yang akan diberikan dalam peta jalan tersebut, namun ketika rampung, Presiden Joko Widodo akan menandatanganinya dan menuangkannya dalam bentuk Peraturan Presiden.
Ia berharap, peta jalan tersebut dapat dirampungkan tahun ini, agar pelaksanaannya bisa dilakukan lebih cepat.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016