Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok mengatakan uji coba penghapusan "3 in 1" harus diperpanjang karena baru mengukur pertambahan volume kendaraan.
Sependapat dengan pengamat transportasi Ellen Tangkudung, dia mengatakan sebaiknya yang diukur adalah kecepatan laju kendaraan.
"Misalnya daerah sekitar, bisa cepat berapa," kata Ahok di Balai Kota, Jumat.
Misalnya saja, dalam perjalanan menuju kantor, jalan protokol penuh, pengendara dapat memanfaatkan aplikasi seperti Waze untuk melihat jalan lainnya yang lebih kosong.
Ia kembali menegaskan penghapusan "3 in 1" bukan hanya untuk mengatasi macet namun juga melawan eksploitasi anak.
Sebelum "3 in 1" dihapuskan, kasus eksploitasi anak yang menggunakan obat penenang agar bayi tertidur terungkap dan Ahok menaruh perhatian pada masalah ini.
"Jangan gara-gara mau cepat, anak-anak dikorbankan," kata dia.
Menurut dia, saat "3 in 1" masih berlaku pun jalan protokol seperti Sudirman dan Thamrin tetap macet.
"Enggak apa, lebih baik kita hapus saja. Ganti ERP. Supaya enggak ada lagi joki-jokian," kata dia.
Pengamat transportasi dari Dewan Transportasi Kota Jakarta Ellen Tangkudung menyatakan perpanjangan uji coba hapus "3 in 1" selama satu bulan akan membuat pemerintah dapat mengevaluasi berapa waktu tempuh untuk sampai ke tujuan dari pada mengukur volume kendaraan karena lebih mudah dipahami masyarakat.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016