Kota Guatemala (ANTARA News) - Para pemimpin Maya akan menggelar "pembersihan" spiritual di reruntuhan kuno di Guatemala, seusai kunjungan Presiden AS George W. Bush, yang kurang disukai di Guatemala karena kebijakan luar negerinya pada masa perang saudara di Amerika Tengah di waktu silam. Mereka menyatakan akan mengadakan upacara spiritual untuk memulihkan "kedamaian dan harmoni" di reruntahan Iximche suku Maya setelah lawatan Bush di lokasi tersebut, Senin. "Tidak, Pak Bush, anda tak boleh menginjak-injak dan merendahkan peninggalan nenek moyang kami," Rodolfo Pocop, pemimpin suku itu dalam jumpa pers. "Ini bukan peternakan anda di Texas." Bush akan tiba pada Minggu malam di Guatemala, persinggahan terakhir keduanya dalam lawatan lima hari ke Amerika Latin, tempat popularitasnya sangat rendah. Kunjungannya ke Brazil dan Kolombia memicu gelombang protes yang disertai aksi kekerasan. Berbagai kelompok sosial menggelar pawai menentang kunjungannya ke Guatemala. Presiden Venezuela, Hugo Chavez, yang merupakan penentang utama AS di kawasan itu, telah menyebut Bush sebagai "setan" dan pada perdebatan di PBB tahun lalu menyatakan pemimpin AS itu meninggalkan "bau bubuk mesiu" yang sukar hilang di ruang yang ditinggalkannya. Bersifat ofensif Pemimpin Pemuda Jorge Morales Toj menegaskan kehadiran Bush di Guatemala sama juga menyerang penduduk etnis Maya di negara itu, terkait dukungan AS atas beberapa pemerintah militer dalam perang saudara 1960-1996 di negara tersebut. Pasukan dukungan AS menghancurkan seluruh desa Maya dalam operasi bumi hangus saat menumpas pemberotankan pada puncak perang itu, sehingga menyebabkan hampir seperempat juta penduduknya tewas atau dinyatakan hilang. Dalam kunjungannya ke Guatemala pada 1999, mantan Presiden Bill Clinton menyatakan AS melakukan kesalahan telah mendukung para pemerintah sayap kanan di negara Amerika Tengah itu. Bush akan meninjau koperasi tani dan sekolah di kawasan Chimaltenango, sebelah barat ibukota, sebuah kawasan tempat digalinya sejumlah kuburan massal akibat pembantaian di masa perang. "Kami menolak penggambaran rakyat kami sebagai atraksi turis," kata Morales Toj, ketua gerakan pemuda nasional Maya, kepada Reuters. "Kami akan membakar dupa, meletakkan kembang dan menyiramkan air di tempat Pak Bush pernah lewat untuk mengusir energi jahat," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007