Data tersebut terungkap dalam rapat LKPJ Laporan Keterangan Pertanggujawaban (LKPJ) Gubernur Sumbar 2015 di DPRD Sumbar yang dihadiri Komisi V dan manajemen RSJ Saanin Padang, Kamis.
"Kami di komisi V, salah satu mitra kerjanya adalah Rumah Sakit. Tadi kami pertanyakan jumlah kunjungan masyarakat ke RSJ Saanin Padang pada 2015. Ternyata, datanya sangat mengejutkan," kata anggota Komisi V DPRD Sumbar, Hidayat.
Menurutnya, dulu, gangguan kejiwaan lebih disebabkan oleh faktor ekonomi. Namun berdasarkan data yang disampaikan Direktur RSJ Saanin Padang, Lily Gracediany, penyebab gangguan kejiwaan itu telah bergeser, didominasi karena perselingkuhan.
"Data ini sangat menarik, karena pada daerah yang terkenal dengan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, penyebab gangguan kejiwaan utama adalah perselingkuhan," ujarnya.
Ia menduga mudahnya akses informasi dan komunikasi menggunakan telepon pintar menjadi salah satu penyebab hal itu.
"Sekarang kami bisa bebas menghubungi hampir siapa saja menggunaan telepon maupun media sosial. Kebebasan yang tanpa kontrol bisa kebablasan hingga muncul kasus-kasus perselingkuhan," katanya.
Kesibukan bekerja, sehingga komunikasi antara anggota keluarga yang minim menurutnya juga bisa menjadi penyebab. "Kadang, suami tidak tahu dengan siapa istrinya makan siang, demikian juga istri tidak tahu apa yang dikerjakan suami," ungkapnya.
Selain itu, tren temu alumni menurutnya juga bisa menjadi penyebab karena sebagian besar acara serupa itu, maknanya telah berubah.
"Temu alumni tidak lagi menjadi media untuk bersilaturahmi, namun untuk unjuk kehebatan, kekayaan hingga bisa mendorong hal-hal yang tidak diinginkan, salah satunya perselingkuhan," tambahnya.
Menurutnya, fakta yang terungkap ini harus dijadikan pelajaran bagi seluruh masyarakat Sumbar. "Benteng utama kita adalah komunikasi yang hangat dengan anggota keluarga, dan menjaga keimanan. Jaga itu terus," katanya.
Kepala RSJ Saanin Padang, Lily Gracediany tidak bisa dihubungi terkait data yang dibuka di DPRD Sumbar tersebut.
Pewarta: Agung Pambudi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016