Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menyatakan, sebanyak 20 ulama berpengaruh dari beberapa negara akan diundang ke Indonesia untuk mencari solusi konflik di Timur Tengah. Dihubungi dari Jakarta, Sabtu, Hasyim menjelaskan, ulama dari Lebanon, Irak, Iran, Pakistan, Yordania, Suriah, Arab Saudi dan Malaysia tersebut akan berkumpul dalam konferensi terbatas di Istana Bogor pada 2-3 April mendatang. "Yang mengundang pemerintah Indonesia dan undangannya diteken (ditandatangani-red) langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," katanya. Pada pertemuan itu nanti juga akan turut diundang sejumlah perwakilan organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam yang ada di Indonesia. Meski penyelenggaranya pemerintah, gagasan pertemuan itu sendiri berasal dari Hasyim Muzadi yang ditawarkannya pada Presiden Yudhoyono beberapa waktu lalu. Menurut Hasyim, sungguh tidak pantas Indonesia yang merupakan negara berpenduduk Islam terbesar di dunia berdiam diri melihat konflik, terutama konflik antarsekte Islam, yang terjadi di sejumlah negara di Timteng. Terkait jumlah ulama yang diundang tidak terlalu banyak, Hasyim menyatakan, yang terpenting bukan jumlah melainkan kapasitas dan kualitas mereka. "Memang tidak banyak yang diundang. Yang penting mereka dalah tokoh-tokoh yang paling berpengaruh," kata Hasyim yang juga Sekretaris Jenderal Konferensi Ulama Internasional (International Conference of Islamic Scholars Scholars - ICIS) itu. Menurut Hasyim, pada undangan nantinya akan dicantumkan nama-nama ulama yang diundang sehingga dapat diketahui satu sama lain. Sebelumnya, saat berkunjung ke PBNU, Kamis (8/3), Ketua Mahkamah Agung Iran Ayatollah Sayyed Mahmoud Hashemi Shahrudi mengungkapkan dukungannya atas rencana pertemuan tersebut, hanya ia meminta ulama garis keras tidak dilibatkan. Ulama garis keras yang dimaksud salah seorang tokoh berpengaruh di Iran itu adalah ulama yang kerap atau gampang mengkafirkan orang atau kelompok lain. "Saya menyambut baik ide (perteman) itu. Tapi syaratnya satu, mereka yang hadir adalah ulama-ulama yang tidak mudah mengkafirkan orang lain," kata Shahrudi.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007