Sylvester diduga kabur dari tempat penangkaran untuk menghindari pejantan lain yang lebih dominan.
Petugas taman marga satwa itu mengatakan pada pekan ini bahwa Sylvester, yang berusia tiga tahun dan baru beranjak dewasa itu, menjadi kandidat untuk memimpin kawanan, sebuah status yang seharusnya akan mempertahankan keberadaannya di penangkaran.
Pada Juni lalu, kucing besar itu mengamuk selama tiga pekan, membunuh 28 ekor kambing di wilayah sejauh 300 kilometer sebelum ditemukan dalam keadaan tertidur oleh para penjaga yang mengangkutnya dari Pegunungan Nuweveld, yang memiliki ketinggian 1.750 meter di atas permukaan laut.
Taman Nasional Afrika Selatan (SANParks) menyebut satwa itu sebagai seekor hewan pembuat masalah setelah singa itu melarikan diri untuk yang kedua kalinya pada bulan lalu dari Taman Nasional Karoo yang terpencil, dan mengatakan bahwa dia mungkin akan dibunuh, yang menyebabkan kegemparan publik.
Sylvester saat ini akan dipindahkan ke Taman Nasional Addo Elephant di provinsi Eastern Cape, di mana dia awalnya akan dipasangkan dengan dua ekor singa betina di lahan seluas 200 hektare yang berpagar.
"Singa ini, di usianya yang ketiga tahun, masih cukup muda untuk memiliki hubungan dengan dua ekor singa betina dan membuat dirinya menjadi pejantan terkuat di lahan itu," kepala SANParks, Fundisile Mketeni mengatakan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters.
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016