Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis kinerja perusahaan tercatat atau emiten pada tahun ini akan positif seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional dapat di atas 5 persen atau lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 4,79 persen.
"Pada 2015, di atas 75 persen emiten di BEI masih membukukan keuntungan, memang ada yang turun dan terasa agak besar yakni di sektor komoditi. Sementara pada 2016, kita yakin ekonomi di atas 5 persen, saya percaya itu," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, kebijakan pemangkasan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) menjadi 6,75 persen, serta adanya harapan dana masuk menyusul kebijakan pemerintah yang akan memberikan pengampunan pajak atau "tax amnesty", merupakan salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
"Tax amnesty Insya Allah berhasil, dengan begitu akan ada banyak dana masuk ke Indonesia sekitar Rp3.000 triliun yang dapat digunakan pemerintah untuk infrastruktur yang akhirnya menopang ekonomi. Dana yang masuk itu juga berpotensi ditempatkan di pasar modal," kata Dirut BEI.
Di tengah optimisme pertumbuhan ekonomi itu, Tito Sulistio mengatakan, akan mendorong perusahaan di dalam negeri mencari pendanaan untuk ekspansi, salah satunya melalui pasar modal yakni dengan melakukan penawaran umum perdana saham (IPO).
"Ada sekitar 6-7 perusahaan yang sedang dalam proses IPO, yang antre ada sekitar 40-an perusahaan. Tapi itu kan ada yang kadang-kadang prosesnya tidak sesuai atau tidak cocok tawar-menawar harga sahamnya, tapi kita masih optimis," katanya.
Tito menambahkan, BEI juga akan terus mendorong BUMN untuk melakukan privatisasi melalui mekanisme IPO.
"Diharapkan keputusan IPO bukan karena keadaan pasar modal domestik sedang bagus. Namun, dengan IPO BUMN maka pasar modal menjadi bagus. Filosofi ini yang saya ingin ada di pemangku kebijakan pengelola BUMN di Indonesia," katanya.
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat mengatakan, sejumlah bank pembangunan daerah (BPD) merencanakan melakukan IPO dalam rangka memperkuat permodalan untuk menyalurkan kredit ke masyarakat lebih luas.
"Salah satunya BPD Sumsel Belitung yang menyatakan minatnya. Namun, kami belum tahu keputusan akhirnya seperti apa karena mereka sedang melakukan kajian secara internal," katanya.
Selain sektor perbankan, lanjut Samsul Hidayat, sejumlah anak usaha BUMN konstruksi juga turut merencanakan IPO, yakni PT Waskita Beton Precast.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016