Yogyakarta (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengatakan, untuk memenuhi permintaan pasar global, produk kerajinan DIY masih jauh tertinggal dibanding produk dari negara Cina, Taiwan, Filipina, dan Vietnam. "Oleh karena itu, untuk mengantisipasi persaingan bisnis di tingkat global, Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) harus lebih mampu berperan sebagai fasilitator, motivator, dan penyedia informasi bisnis kerajinan bagi anggotanya guna meningkatkan daya saing," katanya pada pembukaan Musda Dekranas DIY di Yogyakarta, Sabtu. Menurut dia, persaingan bisnis global bukan lagi bersifat "win-win", tetapi "win-lose" di mana persaingan dunia bisnis saat ini seperti perang, jika pemainnya pandai dan suka berkreavifitas, merekalah yang akan memiliki peluang untuk menang. "Kendala utama yang dihadapi perajin DIY adalah desain, sistem produksi, dan informasi pasar. Padahal Yogyakarta dengan dukungan SDM yang kreatif, jika diperkaya dengan ragam desain etnik, produknya akan bernilai tambah dan menjadi kerajinan baru yang mendunia atau menjadi `seni kriya` baru di mana kerajinan tradisional dengan sentuhan modern akan diterima secara universal," katanya. Ia mengatakan, pandangan dari para pakar yang menyatakan bahwa persaingan di pasar global saat ini hanya mereka yang berbisnis besar, bukan usaha kecil dan menengah, dapat diatasi dengan membedakan pasar berdasarkan karakteristik, segmentasi serta cara pendekatannya. Dengan demikian, sebagai lembaga nirlaba di tengah kelompok masyarakat pencinta seni dan budaya kerajinan, pemerhati kerajinan, serta pakar teknologi dan manajemen, Dekranas DIY dalam upaya mengembangkan industri kerajinan diharapkan selalu mendorong pengembangan dan pelestarian kerajinan. Selain itu, Dekranas DIY juga dituntut untuk melakukan "capacity building" berkelanjutan karena kerajinan amat lekat dengan kehidupan masyarakat, jika dilihat dari akar sejarahnya yang panjang. "Kerajinan juga terkait dengan jalur dan tradisi perekonomian masyarakat. Jadi kerajinan rakyat itu tidak sekedar bagian dari kehidupan industri kecil yang nilainya diukur dengan material semata, tetapi juga membawa misi nilai kehidupan karena berakar pada budaya masyarakatnya," kata Sultan. Sementara itu, Ketua Umum Dekranas Pusat Hj Mufidah Jusuf Kalla dalam sambutan tertulis yang dibacakan GKR Hemas sekaligus membuka musda tersebut, mengatakan Dekranas dalam menghadapi tantangan ke depan baik dari dalam maupun luar perlu menjalin kerjasama dengan mitra kerja. Tantangan itu di antaranya keterbatasan anggota dalam menjalankan perannya serta persaingan pasar yang ketat sekaligus pemasaran produk.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007