Yogyakarta (ANTARA News) - Pelaksanaan pembangunan perpanjangan landasan pacu Bandara Adisutjipto Yogyakarta ke arah timur 300 meter kemungkinan dipercepat, menyusul terjadinya kecelakaan pesawat Garuda GA-200 yang terperosok dan terbakar di timur landasan pacu bandara setempat. "Pelaksanaannya kemungkinan dipercepat dari rencana semula 10 tahun mendatang," kata Manajer Operasional PT Angkasa Pura I Yogyakarta, Gatot Sugiantoro di Yogyakarta, Sabtu. Ia yang didampingi Asisten Manajer Pelayanan Hanad Prayitno mengatakan untuk pelaksanaannya saat ini masih dilakukan konsultasi dan koordinasi dengan Pusat Studi Transportasi dan Lalulintas Universitas Gadjah Mada (Pustral UGM) Yogyakarta. Dikatakannya, perpanjangan 300 meter tersebut kemungkinannya sudah angka maksimal, karena di sisi timur terdapat perbukitan Boko, sehingga tidak mungkin perpanjangan lebih dari 300 meter. Dengan diperpanjang 300 meter, menurut dia itu sudah memenuhi persyaratan untuk penerbangan internasional. Panjang landasan pacu Bandara Adisutjipto saat ini 2.200 meter, sehingga dengan ditambah 300 meter, panjangnya akan menjadi 2.500 meter (2,5 km). "Panjang ini sudah memenuhi standar untuk penerbangan internasional," kata Gatot. Disebutkan pula, dalam perpanjangan landasan pacu tersebut nantinya akan dibuat `underpass` untuk jalan menuju kompleks Akademi Angkatan Udara (AAU), sehingga jalan yang sudah ada tidak dihilangkan, tetapi dibuat terowongan sehingga landasan pacu ada di atasnya. Ia mengatakan rencana perpanjangan landasan pacu Bandara Adisutjipto sudah muncul sejak satu tahun lalu, namun saat itu masih dalam tahap dikonsultasikan. Gatot belum bisa memastikan kapan pembangunan perpanjangan landasan pacu dimulai, tetapi yang pasti tidak mungkin perpanjangan ke arah barat, karena salah satu alasannya ada jembatan layang Janti. "Meskipun, selama ini keberadaan jembatan layang Janti tidak mengganggu penerbangan," kata dia. Selain itu, menurut dia, dari hasil konsultasi dengan Pustral UGM, perpanjangan landasan pacu ke arah timur lebih aman dibanding ke barat.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007