Gorontalo (ANTARA News) - Whale Shark Indonesia (WSI) mulai meneliti hiu paus (Rhincodon typus) yang menjadi objek wisata di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.

Penelitian tersebut dimulai dengan mengumpulkan data awal dari penyelam, warga dan tim lain, serta langsung ke Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone pada Selasa.

Tim WSI akan meneliti ekologi, genetika serta aktivitas wisata di lokasi yang kini diserbu pengunjung itu.

"Wisata hiu paus di daerah lain juga terjadi seperti di Teluk Cenderawasih, Talisayan Kalimantan Timur, Probolinggo Jawa Timur, dan daerah lainnya. Namun, cukup mudahnya akses dan jernihnya air di perairan Gorontalo menjadikan lokasi ini cukup banyak dikunjungi oleh wisatawan," kata peneliti dari organisasi nirlaba tersebut, Mahardika.

Harapan dari penelitian yang akan dilakukan tersebut adalah diketahuinya karakter individu dan genetika dari hiu paus yang muncul di perairan Gorontalo, sehingga dapat menjadi pedoman upaya konservasi dan wisata yang ramah ke depan, ujar advisor dari WSI dan peneliti dari IPB, Hawis Madduppa.

Ia berharap wisatawan bertanggung jawab atas kelestarian hiu paus, dengan berinteraksi secara benar.

Tim Balitbang Kementerian Kelautan dan Perikanan juga turun sejak dua hari terakhir untuk meneliti kemunculan hewan jinak itu.

Dalam panduan monitoring hiu paus di Indonesia yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan, paus merupakan ikan terbesar di dunia.

Di Indonesia hiu paus memiliki beberapa nama lokal tergantung dari daerahnya, misalnya masyarakat Papua menyebutnya gurano bintang, di Probolinggo dinamakan hiu tutul atau geger lintang dalam bahasa Jawa, dan di Gorontalo disebut munggiango hulalo.

Kemunculan (agregasi) hiu paus di beberapa lokasi telah menjadi destinasi pariwisata di beberapa negara seperti Australia, Filipina, Seychelles, Maladewa, Belize, dan Meksiko.

Hiu paus memiliki karakteristik biologi yaitu pertumbuhan dan proses kematangan kelamin/seksual yang lambat, jumlah anakan yang dihasilkan (reproduksi) relatif sedikit dan berumur panjang. Karakteristik tersebut yang menjadikan hiu paus rentan mengalami kelangkaan bahkan kepunahan apabila eksploitasi tidak terkendali.

Pewarta: Debby Mano
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016