Yogyakarta (ANTARA News) - Media konvensional tidak akan mati di tengah semakin eksisnya internet, sebuah media baru dengan kepraktisan dan keluasan jangkauannya. Direktur Program Radio Singapore International Siaran Melayu dan Indonesia, Norshima Azis di Yogyakarta, kemarin, mengatakan,karenanya, Radio Singapore International memiliki strategi untuk tetap bertahan di tengah melesatnya perkembangan internet, yaitu dengan mengeluarkan program-program yang dapat menjangkau semua lapisan Jadi, media konvensional tidak akan mati, namun yang akan terjadi adalah segmentasi konsumen media, katanya dalam dialog terbuka yang digelar di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan tema menguak isu mengenai eksistensi radio di tengah maraknya media baru. Sementara itu, Produser Senior Siaran Bahasa Indonesia Radio Singapore International, Rane Hafiedz mengatakan bahwa publik sekarang memang mulai beralih pada teknologi internet, dan media konvensional, seperti radio, TV, dan surat kabar mulai ditinggalkan. Namun demikian, bukan berarti media-media yang ada terdahulu akan benar-benar hilang. Sebab, selama ini, masyarakat yang terbiasa membaca koran, secara psikologis memiliki kebutuhan terhadap informasi dari media cetak tersebut. Informasi yang terkandung dalam kolom-kolom surat kabar dapat disimpan, sehingga di kemudian hari dapat dibuka kembali, kata Rane Hafiedz. Berbeda dengan pernytaan kedua staf Radio Singapore International tersebut, panelis dialog itu, Dendi Permana berpendapat bahwa kematian media konvensional tinggal menunggu waktu. Disadari atau tidak orang akan cenderung untuk memilih sarana informasi yang cepat dan praktis. Sedangkan kedua panelis lainnya, Ivan Endi dan Dini Kartika menyatakan keyakinannya bahwa media lama akan tetap eksis meskipun dunia internet semakin marak.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007