Washington (ANTARA News) - Peluang perokok mendapatkan pekerjaan di Amerika Serikat (AS) lebih kecil dan ketika mendapatkannya mereka memperoleh lebih sedikit penghasilan dibandingkan dengan orang tidak merokok menurut hasil studi yang dipublikasikan Senin (11/4), yang mengungkap bahwa biaya merokok lebih besar dari uang yang dikeluarkan untuk membeli rokok.
"Bahaya kesehatan akibat merokok telah dilaporkan selama berabad-abad," kata Judith Prochaska dari Stanford University, yang memimpin studi tersebut.
"Dan studi kami di sini memberi pandangan mendalam mengenai bahaya finansial dari merokok, baik dalam hal keberhasilan untuk memperoleh pekerjaan kembali maupun upah yang lebih rendah," katanya.
Studi-studi sebelumnya menunjukkan hubungan antara merokok dan pengangguran di Amerika Serikat dan Eropa. Namun, tidak jelas apakah merokok adalah penyebab atau akibat dari pengangguran.
Dalam studi yang baru, Prochaska dan timnya menyurvei 131 perokok yang menganggur dan 120 orang bukan perokok yang menganggur pada awal studi, dan menyurveinya lagi enam bulan dan 12 bulan kemudian.
Dalam 12 bulan, hanya 27 persen perokok yang mendapatkan pekerjaan dibandingkan dengan 56 persen orang yang tidak merokok.
Dan di antara mereka yang mendapatkan pekerjaan dalam 12 bulan, para perokok memeroleh penghasilan per jam rata-rata lima dolar lebih sedikit dibandingkan dengan yang bukan perokok.
Prochaska mengatakan perokok dan bukan perokok berbeda dalam sejumlah kondisi penting selain apakah mereka merokok.
Sebagai contoh, ia mengatakan, perokok rata-rata lebih muda, berpendidikan lebih rendah dan kesehatannya lebih buruk dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok, dan perbedaan semacam itu bisa mempengaruhi kemampuan pencari kerja mendapatkan pekerjaan.
Setelah mengamati kondisi itu dan variabel yang lain, mereka mendapati perokok masih punya ketidakberuntungan besar.
Angka perokok yang kembali memperoleh pekerjaan 24 persen lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak merokok setelah 12 bulan menurut hasil studi mereka.
"Kami mendapati bahwa perokok menghadapi kesulitan yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan dibandingkan dengan orang yang bukan perokok," kata Prochaska seperti dikutip kantor berita Xinhua.
Temuan tersebut disiarkan di jurnal AS JAMA Internal Medicine. (Uu.C003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016