Jakarta (ANTARA News) - Komisioner Hak Asasi Manusia Organisasi Konferensi Islam telah mengunjungi Palestina guna melihat perkembangan situasi keamanan, mengamati isu HAM, isu hak perempuan dan anak, hak pembangunan dan isu Islamophobia.
Dalam kunjungan pada 6 hingga 10 April itu, delegasi terdiri dari lima orang komisioner yang berasal dari Sudan, Burkina Faso, Turki, Maroko dan Indonesia, demikian seperti dilansir keterangan tertulis yang diterima Antara News pada Senin.
KBRI Amman telah memfasilitasi komisioner dari Indonesia, Siti Ruhaini Dzuhayatin, yang juga Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan melakukan koordinasi dengan Representative OKI di Ramallah dan Kedubes Palestina di Amman mengenai persiapan, penyeberangan dan pelaksanaan kunjungan ke Palestina.
Disamping itu KBRI Amman juga melakukan koordinasi dengan Konsul Kehormatan RI di Ramallah, Madam Maha Abu Shusheh. Komisioner Indonesia berkesempatan berkunjung ke kantor Konsulat Kehormatan RI di Ramallah.
Delegasi komisioner HAM yang dipimpin Duta Besar Elham Ibrahim (Sudan), telah melakukan pertemuan dengan Presiden Palestina, Mahmood Abbass, Menteri Luar Negeri, Riad Al Maliki, Direktur Departemen Multilateral Kemlu Palestina, Menteri Urusan Perempuan, NGO dan masyarakat sipil serta UN High Commissioner on Human Rights di Ramallah.
Disamping itu, Komisioner juga mengunjungi beberapa kamp pengungsi penduduk yang mengalami penggusuran paksa oleh Israel. Agenda kunjungan dapat dilaksanakan dengan baik, kecuali tidak mendapatkan akses untuk mengunjungi Masjid Al Aqsa / Al Haram Al Syarif karena tidak mendapatkan akses oleh Israel untuk masuk ke Yerusalem.
Presiden Mahmood Abbass menyambut baik kunjungan ini dan menyatakan misi ini merupakan bentuk dukungan konkrit OKI dalam menyuarakan pelanggaran HAM di Palestina.
Namun Presiden Abbas sempat menyampaikan keprihatinannya, dikarenakan negara-negara OKI masih belum secara utuh mendukung Palestina, karena masih ada beberapa negara OKI yang tidak mendukung Palestina atau bersikap abstain dalam forum internasional.
Bahkan di tingkat regional khususnya Timur Tengah, isu Palestina semakin tersisih dari isu-isu lainnya di kawasan.
Pada kesempatan terpisah, Menteri Luar Negeri Riad Al Maliki memberikan gambaran situasi yang serius di wilayah Palestina kepada delegasi, termasuk situasi di Yerusalem, yang mana warga Palestina menerima pelanggaran yang dilakukan oleh tentara Israel setiap harinya, baik itu perampasan hak properti, penghinaan tempat suci, baik tempat suci agama Islam maupun Kristen.
Disamping itu, saat ini yang sangat memerlukan perhatian dari negara-negara OKI adalah tindakan yang dilakukan oleh Israel untuk meyahudikan secara sistematis Kota Suci dengan tujuan melenyapkan identitas Arab dan Islam.
Tentara Israel juga mempersempit dan melakukan pembatasan terhadap warga yang mana kemudian menggusur mereka dari Kota Suci dan akhirnya memperkuat kehadiran Yahudi di sana. Selain itu, pemukim Yahudi terus menggempur Masjid Aqsa di bawah perlindungan otoritas Israel.
Menlu Maliki juga memberikan penjelasan tentang kejahatan otoritas Israel di Jalur Gaza, yang merupakan pelanggaran HAM yang nyata, serta merupakan pelanggaran hukum internasional dan kemanusiaan, dengan melakukan kejahatan perang, dan terus-menerus melakukan pengepungan dan perbuatan yang tidak adil di Jalur Gaza.
Karenanya, kunjungan ini dirasakan sangat penting untuk menunjukkan kepada delegasi situasi tragis rakyat Palestina yang disebabkan karena pendudukan berkelanjutan Israel.
Menlu Riad menegaskan bahwa masalah Israel bukan semata-mata kekerasan dan pelanggaran yang mungkin dilakukan warga Palestina, tetapi "akar masalah"-nya yaitu pendudukan dan penjajahan Israel yang menyebabkan berbagai kekerasan tersebut.
Lebih lanjut Menlu Riad menyampaikan kepada delegasi, bahwa Palestina saat ini sedang memasuki babak selanjutnya dalam negosiasi politik secara internasional, termasuk tuntutan kepada ICC.
Ia menjelaskan kompleksitas dan dinamika internal perubahan strategi perjuangan Palestina dari PLO yang konfrontatif menjadi diplomasi-politik.
Banyak warga, terutama mereka yang tersebar di 80 kamp pengungsian, tidak sabar terhadap proses yang dianggap lamban menghadapi kekejaman Israel.
Maliki memuji upaya Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam, Dr. Iyad Madani, dalam mendukung perjuangan Palestina, yang menghasilkan pembukaan kantor perwakilan OKI di Palestina.
Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016