Mata uang terkait komoditas seperti rupiah diuntungkan oleh pergerakan harga minyak mentah yang relatif positif

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore bergerak menguat sebesar 23 poin menjadi Rp13.120 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.143 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, mengatakan bahwa dolar AS memperpanjang penurunan terhadap nilai tukar rupiah dipicu harga minyak mentah dunia yang mulai meningkat menuju level psikologis serta harapan data ekonomi nasional domestik triwulan I 2016 yang tumbuh.

Harga minyak mentah jenis WTI pada Senin sore ini terpantau berada di level 39,54 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent di posisi 41,81 dolar AS per barel.

"Mata uang terkait komoditas seperti rupiah diuntungkan oleh pergerakan harga minyak mentah yang relatif positif," katanya.

Ia mengemukakan bahwa muncul harapan pembatasan produksi minyak dari anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menjadi salah satu faktor yang menopang mata uang komoditas.

Sementara itu, analis Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong mengatakan bahwa masih kuatnya optimisme investor terhadap ekonomi Indonesia triwulan I 2016 yang akan lebih baik dibandingkan periode sama tahun sebelumnya menambah dorongan bagi laju rupiah.

"Perekonomian domestik triwulan I 2016 diperkirakan di atas 5 persen lebih baik dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 4,71 persen," katanya.

Ia menambahkan bahwa meski ke depan ada revisi dalam APBNP, diharapkan tidak mempengaruhi optimisme investor terhadap perekonomian Indonesia sehingga terus mendorong aliran dana asing masuk ke dalam negeri.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (11/4) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.134 dibandingkan Jumat (8/4) Rp13.169.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016