Jerusalem (ANTARA News)- Suriah menempatkan di perbatasannya dengan Israel ribuan roket yang memiliki jangkauan tembak medium dan jauh yang dapat menghantam kota-kota di Israel utara, kata sumber-sumber militer dan pemerintah kepada AFP. Penggelaran ini, serta laporan-laporan mobilisasi pasukan Suriah baru-baru ini, dianggap di Israel sebagai isyarat bahwa Damaskus kemungkinan melakukan persiapan untuk "perang yang berintensitas rendah" pada masa depan, kata mereka. Laporan itu muncul hanya dua pekan setelah Israel melakukan latihan perang di Dataran Tinggi Golan yang direbutnya dari Suriah tahun 1967, dalam usaha untuk mengambil pelajaran dalam konflik musim panas lalu di kawasan Lebanon Selatan, tetangganya. Tentara Suriah mempercepat pembangunan roket-roket jarak menengah dan jauhnya sehubungan dengan perang Lebanon, saat para pejuang Hezbullah menembakkan lebih dari 4.000 roket ke Israel utara. "Kami telah memperingatkan bahwa dalam bulan-bulan belakangan ini Suriah menggelar ratusan, bahkan mungkin ribuan roket jarak menengah dan jauh di sepanjang perbatasan (dengan Israel)," kata satu sumber militer. "Banyak dari roket-roket itu disembunyikan dalam ruang bawah tanah dan dalam gudang-gudang tertutup yang disamarkan, sehingga sangat sulit untuk dilacak," kata sumber itu. Tiga dari sumber-sumber itu adalah dari militer dan dua dari pemerintah , dan mereka semuanya berbicara kepada AFP dengan syarat nama mereka tidak ditulis. Mereka mengatakan Suriah telah membangun satu sistem benteng terowongan bawah tanah di sepanjang perbatasan dengan Israel. Sebagian besar roket yang digelar itu berukuran 220mm, dengan jangkau tembak 20km , dan 302mm roket yang mampu menghantam sarsaran sejauh lebih dari 100km . Roket yang memiliki jangkauan tembak 100km itu akan dapat menghantam pusat-pusat kota utama di Israel utara seperti Tiberias dan Kiryat Shmona. Roket-roket jarak jauh ini juga dapat mencapai kota terbesar ketiga Israel Haifa dan zona industrinya, yang menampung industri-industri penting termasuk kilang-kilang minyak dan sebuah pelabuhan laut dalam. Juga diperkirakan Suriah menggelar beberapa peluncur roket FROG dengan hululedak seberat 550kg dan jangkauan tembak 70km, di daerah-daerah antara perbatasan itu dan ibukota Damaskus, 40km jauhnya. Menurut sumber-sumber itu, penggelaran besar-besaran seperti itu menimbulkan ancaman "strategis riil" terhadap Israel. Kendatipun Suriah memusatkan sebagian besar rudal darat ke darat jarak jauhnya di utara negara itu, keputusannya untuk menggelar roket-roket sangat dekat dengan perbatasan itu mungkin menunjukkan bahwa Suriah siap menyerang Israel, kata para ahli. "Presiden Suriah Bashar al Assad mengakui setelah perang Lebanon bahwa Israel tidak begitu kuat dan itu dapat diancam dengan peralatan yang sederhana ketimbang tentara yang canggih," kata direktur Pusat Begin-Saadat untuk Kajian Strategis , Ephraim Inbar kepada AFP. Inbar, serta sumber-sumber militer, yakin bahwa "Assad dapat mempersiapkan bagi perang intensitas rendah , satu tipe perang menguras tenaga dengan Israel, di mana tembakan beberapa roket terhadap Israel tanpa memprovokasi perang penuh." Kepala intelijen militer Israel Mayjen Amod Yadlin mengemukakan pada penilaian intelijen tahunan bahwa kendatipun Suriah meningkatkan kekuatan militernya, perang antara kedua negara bertetangga itu tidak mungkin terjadi tahun 2007. "Suriah terus membangun militernya dan siap untuk perang," katanya pada sidang kabinet. "Peluang bagi perang berskala penuh yang didahului Suriah adalah rendah , tapi peluang-peluang Suriah untuk membalas serangan militer terhadap gerakan militer Israel adalah tinggi." (*)
Copyright © ANTARA 2007