Palu (ANTARA News) - Sulawesi Selatan dapat menyuplai listrik ke Sulawesi Tengah melalui interkoneksi kelistrikan Pembangkit Listri Tenaga Air (PLTA) Sulewana Poso jika sewaktu-waktu pembangkit PLTA Sulewana tidak mampu memenuhi kebutuhan listrik ke PLN sistem PLN Palu dan sekitarnya.
"Jadi jangan keliru, kami tidak sekadar menyuplai saja ke Sulawesi Selatan tetapi juga sebaliknya Sulawesi Selatan dapat menyuplai ke PLTA Poso," kata General Manager PT Poso Energy Mustakim di pusat pembangkit PLTA, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Minggu sore.
Mustakim bersama Manager Pembangkit Selamet Supardi menerima kunjungan sejumlah wartawan dan Lembaga Swadaya Masyarakat di area PLTA Poso.
Kunjungan tersebut diinisiasi oleh Indonesia Development Engineering Consultant/IDEC menyikapi krisis energi yang melanda Kota Palu.
Dalam kunjungan tersebut manajemen PLTA Poso memberikan gambaran umum dan teknis terkait sistem kerja dan suplai daya listrik dari PLTA Poso ke jaringan listrik sistem Palu, Donggala, Parigi, Sigi (Palapas) serta ke interkoneksi Sulawesi Selatan melalui Palopo.
Mustakim mengatakan sebagian daya dari PLTA Poso disuplai ke Sulawesi Selatan karena PLN Palu masih terbatas kemampuan jaringannya menerima seluruh daya yang dihasilkan PLTA Poso 3 X 65 megawatt.
Berdasarkan data, daya yang disuplai ke Sulaweesi Tengah baru berkisar 45-47 megawaat melalui gardu Tentena sebanyak 4-5 megawatt, Poso 6-7 megawatt dan Tambarana Sidera 35 megawatt.
"Sisanya dari 3 X 65 megawatt itu ke Sulawesi Selatan," katanya.
Sementara itu, Manager Pembangkit Selamet Supardi mengatakan karena sistem kelistrikan PLTA Poso dan Sulawesi Selatan sudah interkoneksi maka sewaktu-waktu Sulawesi Selatan dapat menyuplai listrik ke PLTA Poso.
"Sulawesi Selatan itu hanya menerima sisa dari Palu. Karena transmisi ke Sulawesi Selatan sudah terbangun maka suplai ke sana lebih banyak, sementara Palu sendiri baru tahap penyelesaian pembangunan transmisi," katanya.
Dengan kesiapan interkoneksi tersebut, kata Selamet, Sulawesi Tengah yang terbagi dalam tiga area kerja PLN yakni Palu, Tolitoli dan Luwuk tidak mengalami krisis listrik jika semuanya sudah interkoneksi.
"Kami siap menyalurkan berapapun yang dibutuhkan Palu," katanya.
Saat ini daya terpasang di sistem kelistrikan Sulawesi Selatan telah mencapai 1.100 megawatt sementara beban puncak di daerah itu mencapai 900 megawatt.
"Mereka sudah surplus," katanya.
Sementara beban puncak di sistem Palu baru mencapai 72,8 hingga 80 megawatt. Sementara daya terpasang baru mencapai 55,6 megawatt sehingga masih defisit sekitar 17 megawatt.
Selain itu juga terdapat daftar tunggu yang jumlah sudah mencapai 34 megawatt sehingga kekurangan listrik di daerah ini berkisar 51 megawatt.
Manager PLN Palu Emir Muhaimin mengatakan diperkirakan akhir Mei 2016 krisis sudah dapat diatasi karena masuknya pasokan daya dari PLTA Sulewana dan PLTU Mpanau.
Daya tersebut berkisar 115 megawatt namun kata Emir, daya itu hanya untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Kota Palu dan sekitarnya untuk jangka pendek.
(A055/S027)
Pewarta: Adha Nadjemuddin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016