"Cerdas dibuktikan dengan karya keilmuannya atau karya lainya yang cemerlang bahkan mempengaruhi dunia. Santun dibuktikan dengan tutur katanya yang santun," kata Ubedilah dalam surat elektroniknya kepada Antaranews, Minggu.
Dia menilai saat ini muncul gejala kejenuhan publik terhadap figur-figur yang ingin maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Di tengah situasi perubahan dan dinamika politik Jakarta, muncul semacam kejenuhan publik terhadap sejumlah figur yang mencuat saat ini. Publik mulai jenuh dengan sosok Ahok dan lainnya," kata Ubedilah.
"Kejenuhan itu mendorong kesadaran publik untuk mencari figur baru yang tidak seperti Ahok, juga tidak seperti figur lainnya yang terlalu politis," kata dia.
Ubedilah menjelaskan rakyat Jakarta membutuhkan figur visioner yang memiliki karya besar serta bisa membawa perubahan segar untuk menjadikan Jakarta sejajar dengan kota-kota besar di dunia.
"Figur seperti itu dimungkinkan menjadi alternatif yang sangat menarik bagi jutaan pemilih rasional di Jakarta," katanya.
"Kejenuhan itu mendorong kesadaran publik untuk mencari figur baru yang tidak seperti Ahok, juga tidak seperti figur lainnya yang terlalu politis," kata dia.
Ubedilah menjelaskan rakyat Jakarta membutuhkan figur visioner yang memiliki karya besar serta bisa membawa perubahan segar untuk menjadikan Jakarta sejajar dengan kota-kota besar di dunia.
"Figur seperti itu dimungkinkan menjadi alternatif yang sangat menarik bagi jutaan pemilih rasional di Jakarta," katanya.
Direktur Puspol Indonesia itu mengingatkan agar partai politik mampu membaca kecenderungan baru tersebut guna menguatkan kepercayaan publik pada partai politik.
"Analisis ini juga meniscayakan dukungan partai politik dalam menjalankan pemerintahan DKI Jakarta menuju 2022," kata dia.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016