Negara maritim lebih kepada pemanfaatan jalur laut, bukan kepada isi laut."
Hong Kong (ANTARA News) - Indonesia berkomitmen untuk menjadi negara maritim yang kuat guna mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia (PMD), kata Deputi Kedaulatan Maritim RI Kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya RI, Arif Havas Oegroseno, di Hongkong, Sabtu.
"Tanpa menjadi menjadi negara maritim yang kuat, mustahil kita dapat mewujudkan visi Indonesia sebagai PMD," katanya dalam simposium Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Asia-Osenia bertajuk "Ketahanan dan Pemberdayaan Kemaritiman Indonesia: Menuju Poros Kekuatan Maritim Dunia".
Mantan Duta Besar RI untuk Uni Eropa, Kerajaan Belgia dan Kepatihan Luksemburg itu menuturkan, sebagai negara yang secara geopolitik dan geostrategi menguasai wilayah perairan seluas sekitar enam juta kilometer persegi, Indonesia komitmen untuk menjadi negara maritim yang kuat guna mewujudkan PMD yang dicita-citakan.
Dijelaskannya, Indonesia adalah negara kepulauan, tetapi belum mejadi negara maritim yang kuat.
"Negara maritim lebih kepada pemanfaatan jalur laut, bukan kepada isi laut. Singapura, contohnya. Dia tidak memiliki laut, tidak memiliki sumber daya kelautan. Tetapi, Singapura menjadi salah satu dari 12 negara maritim terbesar di dunia, antara lain karena pelabuhan yang dimiliki, infrastruktur maritim yang dimilikinya," katanya.
Diplomat karir itu menilai, ada beberapa strategi yang harus dirumuskan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang kuat, yakni penguatan budaya dan identitas bangsa sebagai negara maritim, pembangunan ekonomi maritim, perumusan tata kelola kelautan, pengaturan tata ruang kelautan, lingkungan kelautan, pendidikan kelautan, ilmu pengetahuan dan teknologi maritim dan pertahanan maritim.
"Seluruhnya tengah dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan. Semisal, perumusan tata ruang kelautan yang ditargetkan selesai pada Juni mendatang," ungkapnya.
Jika seluruh strategi itu dapat dijalankan secara solid, diplomat yang pernah bertugas di Lisabon (Portugal) itu menyatakan, maka Indonesia dapat menjadi negara maritim yang kuat, dan visi sebagai PMD akan terwujud.
Terkait pendidikan maritim untuk mencetak sumber daya manusia handal untuk mendukung Indonesia sebagai negara maritim yang kuat, ia mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan.
"Sudah kami data ada sekitar 600 Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) bidang kelautan yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut masih sangat kurang, dan sarana prasarana pendidikan yang dimiliiki juga sudah kuno," ungkapnya.
Oleh karena itu, Kementerian Koordinator Kemaritiman akan menggandeng pihak swasta untuk mengembangkan SMK kelautan, demikian Arif Havas Oegroseno.
Pewarta: Rini Utami
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016